Pada hari Ahad, 1 Juni 2025, masyarakat Desa Surodadi menghadiri acara Haul KH. Muhammad Rofi’i. Mereka sangat antusias mengikuti acara tersebut. Turut hadir dalam haul ini, Romo KH. Ridwan—tokoh utama NU di Surodadi—serta beberapa tokoh Rifaiyah di Kabupaten Demak, antara lain K. Suratno, K. Mustain, K. Ahmad Syukur, dan K. Muslih.

Meskipun acara haul dilaksanakan secara sederhana di kompleks makam Desa Surodadi, acara berjalan dengan khusyuk dan penuh khidmah.
Acara dimulai dengan sambutan oleh K. Suratno, dilanjutkan dengan pembacaan tahlil, Sholawat Adzimiyyah, dan pembacaan Al-Qur’an oleh K. Mustain. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Ridwan.
Dalam sambutannya, K. Suratno menekankan pentingnya acara haul karena kita semua harus meneladani perjuangan dan jerih payah KH. Rofi’i dalam menghidupkan kembali ajaran Tarajumah di Surodadi. Pada tahun 1960-an, ajaran tersebut dikhawatirkan akan punah, padahal dahulu seluruh warga Surodadi menganut ajaran Tarajumah, terutama pada masa kejayaan KH. Suhbi. Namun, setelah beliau wafat, ajaran tersebut semakin memudar.
K. Suratno menambahkan bahwa haul memiliki setidaknya tiga manfaat, yaitu:
- Lil Istidzkar
- Lil Istighfar
- Lil Istijma’
KH. Rofi’i: Penggagas dan Pendiri Masjid, Madrasah, dan Organisasi Rifaiyah
KH. Rofi’i lahir di Demak pada tahun 1950 dari ayah bernama KH. Bakri. Ia merupakan buyut dari KH. Hasan Musaned, pembawa ajaran Tarajumah ke Surodadi pada tahun 1805.
Sejak kecil, beliau dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia belajar Kitab Tarajumah kepada KH. Suhbi. Setelah dewasa, beliau menuntut ilmu di Pondok Pesantren Purwosari Patebon Kendal di bawah asuhan KH. Muhammad Ridwan, lalu melanjutkan ke Kretegan di bawah asuhan KH. Ahmad Bajuri. Di sana, beliau satu angkatan dengan KH. Ahmad Syadzirin Amin Paesan, KH. Ali Zuhri Sundoluhur, KH. Rois Yahya Dahlan Talun, dan KH. Amin Ridho Wonosobo.
Beliau kemudian melanjutkan pendidikan ke Ponpes Apik Kaliwungu dan Pondok Pesantren API Magelang.
Sekembalinya ke rumah, KH. Rofi’i merasa khawatir akan punahnya ajaran Tarajumah sepeninggal KH. Suhbi. Ia pun mulai merencanakan langkah untuk menghidupkannya kembali. Beliau mendapat mandat langsung dari KH. Suhbi untuk nguri-uri ajaran Tarajumah. Tahun 1971 kh. Rofii di angkat sebagai ketua GUPPI (Gerakan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam) Surodadi, hal ini sebagai strategi mendekati pemerintah desa agar lebih mudah mendpatkan izin mendirikan yayasan dan Masjid baitul mukmin.
Pengajian rutin mulai dibuka di rumah beliau, kemudian dibentuk kegiatan manakib yang terdiri dari 11 anggota (Tim 11).
Pada tahun 1976, Tim 11 memutuskan untuk mendirikan masjid dan mengadakan salat Jumat. Rencana ini dirahasiakan. Saat pembangunan berlangsung, masyarakat hanya mengetahui bahwa bangunan tersebut adalah tajug.
Setelah tajug berdiri dan diketahui akan dijadikan masjid, pada tahun 1978 sempat terjadi upaya pembakaran, namun berhasil digagalkan. Lalu, pada 9 Juni 1980, tajug tersebut dipugar menjadi bangunan permanen. Pada September 1980, Masjid Baitul Mu’min diresmikan oleh Kepala Desa Surodadi, Bapak Suparyadi. Keberhasilan ini merupakan buah dari perjuangan KH. Rofi’i dan doa warga Rifaiyah Surodadi. Alhamdulillah, masjid tersebut masih berdiri kokoh hingga kini.
Pada tahun yang sama, beliau juga mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Rifaiyah di bawah bimbingan Bapak Carbin dari Pemalang. Dalam proses pendiriannya, yayasan ini menghadapi banyak tantangan. Bahkan, pada 2 April 1981, terbit surat pelarangan dengan nomor: Kep-012/K.3/4/1981. Namun, pelarangan tersebut hanya berlangsung selama satu tahun, dan kegiatan yayasan dapat berjalan kembali seperti biasa.
Pada tahun 1997, KH. Rofi’i mendirikan organisasi Rifaiyah tingkat Kabupaten Demak di bawah bimbingan KH. Syadzirin Amin. Ia menjabat sebagai Ketua PD Rifaiyah Kabupaten Demak selama dua periode, yaitu 1997–2000 dan 2000–2005.
Pada tahun 1977, beliau menggagas pendirian Madrasah Diniyah Al-Hikmah. Karena belum memiliki gedung, baru pada tahun 1980 madrasah tersebut berdiri kokoh dalam bentuk bangunan permanen hingga sekarang.
KH. Rofi’i Wafat
KH. Rofi’i, tokoh yang pernah menduduki ketua LMD Desa Surodadi pada tahun 1991 ini, wafat pada hari Ahad, 27 Agustus 2017, bertepatan dengan 5 Dzulhijjah 1438 H dalam usia 67 tahun.
Semoga perjuangan dan jerih payah beliau dalam menegakkan agama Islam diterima sebagai amal ibadah di sisi Allah Swt., dan beliau ditempatkan di tempat yang mulia.
Semoga acara haul ini menjadi penyemangat dan sumber semangat bagi generasi Rifaiyah, khususnya di Surodadi dan umumnya di Kabupaten Demak, untuk melanjutkan perjuangan beliau. Amīn Yā Rabbal ‘Ālamīn.
Penulis: Imdadin
Editor: Yusril Mahendra