Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Khutbah

Khutbah Jumat: Hakikat dan Adab Ziarah

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
July 10, 2025
in Khutbah
0
Khutbah Jumat: Hakikat dan Adab Ziarah
0
SHARES
58
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya bekal terbaik yang akan kita bawa menghadap-Nya kelak adalah ketakwaan.

Salah satu hal yang dapat melembutkan hati dan menguatkan ketakwaan adalah dengan mengingat kematian. Setiap jiwa yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan yang abadi.

Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali ‘Imran: 185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.”

Untuk itulah, syariat Islam menganjurkan sebuah amalan mulia yang menjadi pengingat akan hakikat tersebut, yaitu ziarah kubur.

Hadirin Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah,

Secara bahasa, ziarah (الزِّيَارَة) berarti mengunjungi. Dalam ajaran Rifa’iyah, khususnya dalam Kitab Adab Ziarah karya K. Hasan Dimejo bin Abu Hasan — murid angkatan pertama KH. Ahmad Rifa’i dari Kepil Tangkilan Wonosobo — dijelaskan bahwa ziarah mencakup mengunjungi orang-orang yang masih hidup (tilek sanak lan kondangan). Namun secara umum, ziarah sering dimaknai sebagai ziarah kepada orang yang telah meninggal atau ziarah kubur.

Berdasarkan Kitab Adab Ziarah, mengunjungi sanak saudara hukumnya sunah, bahkan kadang wajib. Artinya, orang yang melakukannya sedang mengikuti ajaran Rasulullah Saw. dan akan mendapatkan pahala. Ziarah menjadi wajib ketika dilakukan untuk menimba ilmu dari seorang guru:

“Sunah ziarah ing wong mukmin sanakmu – terkadang dadi wajib sira lungamu – maring wong alim neja ngupaya ilmu – sumawono wong alim iku gurumu.”

Hal ini sejalan dengan hadis Qudsi riwayat Imam Muslim:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ، وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ، وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ

Artinya: “Allah ‘azza wa jalla berfirman: Telah wajib kecintaan-Ku bagi orang-orang yang saling berkunjung karena Aku, saling duduk bersama karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”
(HR. Muslim)

Dalam tradisi warga Rifa’iyah, ziarah merupakan sarana silaturahim dan pengingat muara hidup sejati (sangkan paraning dumadi), bahwa hidup berujung pada kematian. Maka, jangan sampai kita mati-matian mengejar sesuatu yang tidak bisa dibawa mati. Ziarah massal bahkan dilakukan 5 kali dalam setahun termasuk 15 Syawal dan 16 Muharram.

Selain ziarah kepada sanak saudara dan orang saleh yang masih hidup, Islam juga mensyariatkan ziarah kubur untuk mengunjungi orang Islam yang telah wafat. Islam mengajarkan bahwa kehidupan manusia itu abadi; meskipun jasadnya hancur di dalam bumi, ruhnya tetap hidup. Bahkan terdapat riwayat bahwa orang tua yang sudah dikubur tetap bisa mengunjungi kerabatnya pada malam Jumat.

Ziarah kubur memiliki tiga tujuan utama:

  1. Mendoakan ahli kubur agar mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah.
  2. Mengambil pelajaran (i’tibar) agar kita senantiasa mengingat kematian dan kehidupan setelahnya.
  3. Wujud terima kasih kepada para pendahulu yang telah berjuang menegakkan dan menyebarkan ajaran Islam.

Agama dan budaya yang kita warisi adalah hasil jerih payah mereka. Maka, ziarah adalah ikhtiar untuk memahami kisah hidup mereka, mewarisi nilai-nilai luhur, dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.

Amalan ziarah dianjurkan bagi kaum laki-laki. Rasulullah Saw. pada awalnya melarang ziarah kubur karena umat Islam saat itu masih baru dan rawan terjatuh ke dalam praktik jahiliah. Namun setelah iman umat semakin kuat, beliau memerintahkannya.

Dalam hadis sahih riwayat Imam Muslim disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: زَارَ النَّبِيُّ ﷺ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ، فَقَالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي، وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي، فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah Saw. mengunjungi kubur ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang-orang di sekitarnya menangis. Beliau bersabda: ‘Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk memohonkan ampun untuknya, tetapi tidak diizinkan. Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya, dan Allah mengizinkanku. Maka berziarahlah ke kubur, karena ia mengingatkan kalian akan kematian.”
(HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Amalan mulia ini harus dilakukan sesuai dengan adab dan tuntunan syariat agar tidak jatuh dalam perbuatan yang dilarang. Di antara adab terpenting dalam berziarah adalah:

1. Mengucapkan salam.
Ketika memasuki area pemakaman, kita disunahkan mengucapkan salam, sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

Artinya: “Keselamatan atas kalian wahai para penghuni negeri (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan untuk kalian.”
(HR. Muslim)

2. Menjaga kemurnian tauhid.
Ziarah kubur bertujuan untuk mendoakan, bukan untuk meminta kepada mereka yang telah wafat. Memohon rezeki, pertolongan, atau hajat kepada penghuni kubur adalah syirik yang menghapus amal.

Dalam setiap salat kita berikrar:

“Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn” (Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan).

Allah berfirman dalam QS. Al-Jinn: 18:

وَأَنَّ ٱلْمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا

Artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid (tempat sujud) itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyeru (berdoa) kepada seorang pun selain Allah.”

Larangan ini juga berlaku di area pemakaman. Jangan melakukan thawaf mengelilingi kubur, sujud ke arahnya, atau menyembelih hewan sebagai persembahan kepada ahli kubur.

Termasuk dalam hal ini adalah ziarah ke makam para nabi, ulama, dan orang-orang saleh. Hal itu dibolehkan, bahkan dianjurkan untuk meneladani kesalehan mereka dan mendoakan mereka.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmū‘ berkata:

وَيُسْتَحَبُّ لِكُلِّ مَنْ دَخَلَ الْمَدِينَةَ أَنْ يُكْثِرَ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، وَأَنْ يَأْتِيَ قَبْرَهُ، فَيُسَلِّمَ عَلَيْهِ، وَعَلَى صَاحِبَيْهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

“Disunahkan bagi setiap orang yang masuk ke Madinah untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Saw. dan mendatangi makam beliau untuk mengucapkan salam kepada beliau dan kedua sahabatnya (Abu Bakar dan Umar RA).”

Semoga Allah Swt. membimbing kita dalam menjalankan syariat-Nya dengan benar, termasuk dalam amalan ziarah, agar menjadi pemberat amal kebaikan kita di akhirat kelak.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

أَمَّا بَعْدُ، فَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ

قَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ

Download file pdf: Khutbah Jumat: Hakikat dan Adab Ziarah


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: khutbah jumatTauhidziarahZiarah Kubur
Previous Post

PW Rifa’iyah DKI Jakarta Hadiri Wisuda KODI, Tegaskan Komitmen Dakwah untuk Umat Luas

Next Post

Ma’rifat dan Fastabiqur Riya’

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Ma’rifat dan Fastabiqur Riya’

Ma’rifat dan Fastabiqur Riya’

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id