Pengakuan Barat terhadap Palestina dalam beberapa hari terakhir menjadi momentum historis yang mengubah peta diplomasi global. Inggris, Kanada, Australia, hingga Portugal baru saja resmi menyatakan pengakuan mereka. Beberapa negara lain, seperti Monako, Malta, Belgia, Luksemburg, dan Andorra, ikut menyampaikan deklarasi pada forum internasional di PBB.
Langkah ini hadir di tengah frustrasi mendalam atas perang di Gaza. Konflik berkepanjangan itu telah menimbulkan krisis kemanusiaan parah. Laporan PBB bahkan menyebut operasi Israel sebagai bentuk genosida. Jumlah korban jiwa kini lebih dari 65 ribu orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, pengakuan dari negara-negara Barat bukan hanya keputusan diplomatik, melainkan juga sikap moral yang bersejarah.
Dampak Positif Pengakuan Barat terhadap Palestina
- Menguatkan Legitimasi di Forum Internasional
Bergabungnya negara-negara Barat menambah bobot perjuangan diplomasi Palestina. Saat ini, lebih dari 147 negara anggota PBB telah mengakui Palestina. Dengan begitu, posisi Israel dan sekutunya semakin terdesak. - Mendorong Solusi Dua Negara
Hampir semua pemimpin Barat menekankan pentingnya solusi dua negara. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut langkah ini menjaga harapan perdamaian. Selain itu, para pemimpin Belgia, Malta, dan Luksemburg menegaskan dua negara yang berdampingan adalah syarat stabilitas. - Tekanan Diplomatik bagi Israel dan AS
Selama ini Israel merasa aman karena mendapat dukungan Amerika Serikat. Namun, dengan adanya pengakuan Barat terhadap Palestina, narasi itu mulai runtuh. Di sisi lain, negara-negara Barat kini tidak lagi seragam mengikuti garis politik Washington. Mereka berani mengambil posisi independen yang memberi tekanan moral dan politik baru. - Sinyal Kemanusiaan dan Solidaritas Global
Gelombang pengakuan ini juga menunjukkan kepedulian pada tragedi Gaza. Dunia tidak lagi bisa menutup mata. Dengan suara lantang, negara-negara Barat menegaskan rakyat Palestina berhak atas negara yang berdaulat, adil, dan demokratis.
Momentum Baru Diplomasi Global
Jika sebelumnya Swedia (2014) dan Islandia (2011) dianggap pengecualian, kini tren berbeda muncul. Dalam hitungan hari, bukan tahun, dukungan Barat mengalir deras. Negara besar seperti Inggris, Kanada, dan Australia bergabung bersama negara kecil seperti Andorra dan Monako.
Fenomena ini menandai babak baru dalam geopolitik internasional. Isu Palestina tidak lagi dianggap konflik regional. Sebaliknya, isu ini menjadi ujian moral dunia. Oleh karena itu, setiap pengakuan dari Barat adalah pijakan yang memperbesar peluang lahirnya Palestina merdeka.
Kesimpulan
Pengakuan Barat terhadap Palestina dalam beberapa hari terakhir adalah langkah historis. Keputusan ini memperkuat legitimasi internasional, mendorong solusi dua negara, dan menekan Israel serta Amerika Serikat agar lebih realistis.
Akhirnya, jika momentum ini terus berlanjut, dunia tengah menyaksikan titik balik penting. Dari sekadar wacana, Palestina bergerak menuju pengakuan penuh sebagai bangsa merdeka.
Penulis: Yusril Mahendra
Editor: Yusril Mahendra