
Status ‘alim ‘adil adalah sebagai kulma’ Rasul (pengganti Rasul), sehingga tidak ada alasan bagi orang yang tidak bertemu langsung dengan Rasul untuk menyampaikan hujjah/alasan bahwa mereka belum menerima dakwah Rasul. Nabi Adam adalah Nabi pertama, Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir. Tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad; orang yang mengaku Nabi atau meyakini adanya Nabi setelah Nabi Muhammad adalah kafir.

Jumlah Nabi yang mendapat wahyu dari Allah sebanyak 124.000, dan jumlah Nabi utusan (Rasul) sebanyak 313. Sementara Nabi yang wajib diketahui sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an sebanyak 25 Nabi. Tuntutan untuk mengimani para Nabi keseluruhan adalah ijmali, sedangkan mengimani 25 Nabi dan Rasul yang tercantum dalam Al-Qur’an adalah wajib secara tafsili.
فهؤلاء المذكورون في القرآن المتفق على نبوتهم. وأما المختلف في نبوتهم: فثلاثة: ذو القرنين، والعزير، ولقمان، وأما الخضر فلم يصرح باسمه في القرآن وإن كان هو المراد في آية {عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا} [الكهف: 65] وكذلك يوشع بن نون فتى موسى لم يصرح باسمه في القرآن، ومعنى كون الإيمان واجبا بهم تفصيلا: إنه لو عرض عليه واحد منهم لم ينكر نبوته ولا رسالته، فمن أنكر نبوة واحد منهم أو رسالته كفر، لكن العامي لا يحكم عليه بالكفر إلا إن أنكر
Yang dimaksud mengimani secara ijmali yaitu mengimani secara umum tanpa harus merinci. Sedangkan iman secara tafsili maksudnya adalah mengimani sekumpulan Nabi secara terperinci yang jumlahnya ada 25 Nabi. Dan makna iman secara terperinci lebih jelasnya ketika salah seorang dari nama Nabi itu disampaikan kepadanya, dia tidak menolak kenabian dan risalahnya. Barang siapa yang ingkar terhadap kenabian dan kerasulan salah satu dari mereka maka ia telah kufur. Jadi yang dimaksud bukanlah wajib menghafal nama-nama 25 Nabi. (Tuhfatul Murid hlm. 91–92)
Dalam QS. Al-Mu’min/Ghafir [40]:78 Allah berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًۭا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”
Allah SWT mengutus banyak para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Nabi-Nabi tersebut ada yang diceritakan dalam Al-Qur’an dan ada yang tidak diceritakan. Nabi-Nabi yang diceritakan di dalam Al-Qur’an dan wajib diimani secara tafsili hanya 25 orang sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Adapun Nabi-Nabi yang tidak diceritakan sangat banyak, sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Jalalain sebagai berikut:
روي أنه تعالى بعث ثمانية آلاف نبي أربعة آلاف نبي من بني إسرائيل وأربعة آلاف من سائر الناس
Dalam riwayat ini diterangkan bahwa Allah SWT telah mengutus delapan ribu orang Nabi untuk menjadi Rasul: empat ribu orang Nabi dari kaum Bani Israil dan empat ribu orang lagi dari kalangan umat-umat selain Bani Israil. (Tafsir Jalalain, Surah Ghafir ayat 78)

Nabi-Nabi yang mempunyai gelar ulul azmi—artinya Nabi yang paling berat menghadapi tantangan dan paling sabar menanggung beban masyarakat dalam berdakwah—ada enam, yaitu Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad. Sebagian ulama tidak memasukkan Nabi Adam sebagai ulul azmi.
Urutan Nabi yang Paling Utama
- Nabi Muhammad
- Nabi Ibrahim
- Nabi Musa
- Nabi Isa
- Nabi Nuh
Kelima Nabi tersebut tergabung dalam kelompok ulul azmi.

Mengetahui 25 Nabi sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an adalah fardhu kifayah untuk diketahui, tetapi untuk mengimaninya hukumnya fardhu ‘ain. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan para Nabi a.s. ialah:
QS Al-Baqarah [2]:31
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَـٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ
“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kalian yang benar!”
QS Al-A’raf [7]:65
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًۭا ۗ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
“Dan kepada kaum ‘Ād (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sesembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”
QS Al-A’raf [7]:73
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَـٰلِحًۭا ۗ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَـٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةًۭ ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍۢ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ
“Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.”
QS Al-A’raf [7]:85
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًۭا ۗ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَـٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syu’aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”
QS Al-An’am [6]:83–86
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَـٰهَآ إِبْرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَـٰتٍۢ مَّن نَّشَآءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌۭ. وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَـٰقَ وَيَعْقُوبَ ۚ كُلًّا هَدَيْنَا ۚ وَنُوحًا هَدَيْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَمِن ذُرِّيَّتِهِۦ دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَـٰنَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ. وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلْيَاسَ ۖ كُلٌّۭ مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ. وَإِسْمَـٰعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًۭا ۚ وَكُلًّۭا فَضَّلْنَا عَلَى ٱلْعَـٰلَمِينَ
“Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, Dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Lut. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat lain (pada masanya).”
QS Al-Anbiya [21]:85
وَإِسْمَـٰعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا ٱلْكِفْلِ ۖ كُلٌّۭ مِّنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar”
QS Al-Fath [48]:29
مُّحَمَّدٌۭ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًۭا سُجَّدًۭا يَبْتَغُونَ فَضْلًۭا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًۭا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةًۭ وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
“Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang dengan sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat, dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.”
Nama-Nama 25 Nabi sebagaimana disebutkan oleh KH. Ahmad Rifa’i
- Nabi Adam a.s.
- Nabi Dzulkifli a.s.
- Nabi Sholeh a.s.
- Nabi Syu’aib a.s.
- Nabi Hud a.s.
- Nabi Idris a.s.
- Nabi Luth a.s.
- Nabi Yunus a.s.
- Nabi Yusa’ a.s.
- Nabi Ismail a.s.
- Nabi Ilyas a.s.
- Nabi Isa a.s.
- Nabi Yahya a.s.
- Nabi Zakaria a.s.
- Nabi Harun a.s.
- Nabi Musa a.s.
- Nabi Yusuf a.s.
- Nabi Ayyub a.s.
- Nabi Sulaiman a.s.
- Nabi Dawud a.s.
- Nabi Nuh a.s.
- Nabi Ya’kub a.s.
- Nabi Ishaq a.s.
- Nabi Ibrahim a.s.
- Nabi Muhammad SAW
Yang dimaksud fardhu kifayah di sini adalah menghafal nama-nama Nabi tersebut cukup oleh sebagian kaum muslimin saja, tidak wajib semuanya. Adapun untuk mengimaninya, maka segenap kaum muslimin wajib. Artinya, jika nama-nama Nabi itu disampaikan kepada mereka, maka tidak boleh mengingkarinya. Dan inilah pula yang dimaksud dengan wajib secara tafsili sebagaimana telah diuraikan di atas.
Tanbihun (perlu dicatat): sebagian ulama memandang bahwa setiap muslim wajib menghafal nama-nama 25 Nabi tersebut (lihat: Tuhfatul Murid). Adapun mengaku dan mengimani ilmu-ilmu agama yang disampaikan oleh para Nabi adalah fardhu ‘ain.
Baca sebelumnya: Penjelasan Kitab Ri’ayah al-Himmah 16: Iman kepada Nabi dan Rasul
Penyusun: KH. Muhammad Toha, KH. Muhammad Abidun, Lc, KH. Sodikin, M.Pd.I, KH. Ahmad Rifa’i
Editor: Yusril Mahendra
Sumber: Metode Pengajaran Kitab Tarajumah (Ri’ayah al-Himmah)
Penerbit: UMRI Kab. Pati



