Banjarnegara – Tarawih keliling (tarling) merupakan tradisi yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah antarjamaah serta memperluas dakwah Islam di berbagai wilayah. Tarling juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk menimba ilmu agama dari para ulama dan tokoh-tokoh Islam yang dihadirkan dalam setiap pertemuan. Dalam konteks organisasi Islam, tarling sering kali dijadikan momentum untuk memperkuat pemahaman keislaman dan memperdalam wawasan keormasan.
Pada Sabtu, 15 Maret 2025, Pimpinan Daerah Angkatan Muda Rifaiyah (PD AMRI) Banjarnegara menggelar kegiatan “Tarling AMRI” di Masjid Ar-Rohman, Ranting Rifaiyah Dusun Simpar, Plorengan, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Acara ini menjadi bagian dari upaya dakwah serta penguatan ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah dan wawasan ke-Rifaiyah-an bagi jamaah setempat.
Kegiatan ini diawali dengan shalat tarawih berjamaah yang diikuti oleh sekitar 150 peserta, terdiri dari pemuda AMRI dan masyarakat umum setempat. Selain shalat tarawih, acara ini juga diisi dengan diskusi dan tausyiah oleh dua tokoh penting, yaitu Ust. Afif Rozaqun (Ketua Biro Seni dan Dakwah PD AMRI Banjarnegara) dan Ust. Wahyudin (Ketua PD AMRI Banjarnegara).
Dalam tausyiahnya, Ust. Afif Rozaqun menyampaikan pentingnya bulan Ramadhan sebagai momen latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Menurutnya, pengendalian diri yang dilatih selama Ramadhan harus terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di luar bulan suci ini.
Sementara itu, Ust. Wahyudin menekankan pentingnya memahami sejarah masuknya ajaran Rifaiyah di Ranting Simpar. Beliau mengulas bahwa ajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Mbah Kyai Amat Rojai bin Khasbullah pada tahun 1990. Mempelajari sejarah ini menjadi cara untuk meneguhkan sanad kitab Tarajumah di ranting Simpar hingga kepada guru besar Rifaiyah, KH. Ahmad Rifa’i, dan Rasulullah Muhammad SAW. Ust. Wahyudin juga mengajak para kader AMRI dan jamaah setempat untuk terus melanjutkan perjuangan dakwah KH. Ahmad Rifa’i.

Suasana Kekhusyukan dan Kebersamaan
Kegiatan yang berlangsung dengan khusyuk dan penuh kehangatan ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, Kyai Nasihun. Ketua Panitia, Ustadz Alwandi dan Ustadz Slamet Budiman, mengungkapkan rasa bangga atas suksesnya acara ini. Mereka berharap tarling AMRI dapat menjadi kegiatan rutin tahunan yang tidak hanya menghidupkan suasana Ramadan, tetapi juga meningkatkan semangat keislaman dan keilmuan jamaah.
“Harapan kami, kegiatan ini semakin menguatkan ke-taslim-an dan ke-jazem-an kita terhadap ajaran KH. Ahmad Rifa’i serta terus membangun kebersamaan di tengah masyarakat,” ujar Ustadz Slamet Budiman.
Acara ditutup dengan mushafahah atau jabat tangan melingkar yang diiringi lantunan sholawat Nabi Muhammad SAW. Suasana semakin hangat dengan suguhan snack sederhana dan kopi panas yang menemani diskusi hingga akhir acara. Guyub dan penuh makna, tarling AMRI di Banjarnegara menjadi bukti bahwa tradisi keislaman yang hidup di masyarakat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi umat. (Wahyudin)