Dalam kehidupan sehari-hari, para ulama dan kiai sering kali melakukan doa pada air sebelum memberikannya kepada seseorang untuk diminum atau digunakan sebagai media penyembuhan. Praktik ini sering dianggap sebagai ritual yang bersifat spiritual semata. Namun, jika ditelaah lebih dalam, praktik ini memiliki dasar kuat dalam Islam serta selaras dengan berbagai penelitian ilmiah yang telah mengungkapkan pengaruh kata-kata dan doa terhadap struktur air.
Air adalah sumber kehidupan yang Allah SWT anugerahkan kepada makhluk-Nya. Dalam Al-Qur’an, air disebutkan sebagai elemen utama yang menciptakan kehidupan, sebagaimana firman-Nya:
“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)
Ayat ini menegaskan bahwa air adalah asal dari kehidupan, baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Selain sebagai kebutuhan dasar, air juga memiliki manfaat luar biasa, termasuk dalam penyembuhan penyakit, baik secara fisik maupun spiritual.
Air yang telah dibacakan doa atau ayat suci Al-Qur’an juga diyakini memiliki keberkahan dan dapat menjadi wasilah kesembuhan bagi yang sakit. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Air Zamzam itu tergantung niat peminumnya.” (HR. Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan bahwa air dapat menjadi medium penyembuhan, tergantung pada keyakinan dan doa yang menyertainya.
Dalam kitab-kitab fiqh klasik, praktik membaca doa pada air juga disebutkan sebagai bagian dari pengobatan islami yang dikenal sebagai ruqyah syar’iyyah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui bahwa doa dapat memberikan dampak tertentu pada sesuatu, termasuk air.
Seorang ilmuwan Jepang, Dr. Masaru Emoto, melakukan penelitian tentang bagaimana kata-kata, doa, dan niat dapat mempengaruhi struktur molekul air. Dalam bukunya The Hidden Messages in Water, ia menemukan bahwa air yang diberi ucapan positif seperti “cinta” , “syukur” dan “terima kasih” membentuk kristal yang lebih indah dibandingkan dengan air yang diberi kata-kata negatif seperti “benci” atau “bodoh”.
Dr. Emoto melakukan eksperimen dengan membacakan doa pada air, lalu membekukannya dan mengamati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa doa dan kata-kata baik menghasilkan kristal air berbentuk simetris dan indah, sementara kata-kata kasar atau negatif membuat bentuk kristal menjadi tidak teratur dan kacau.
Penelitian lainnya yang mendukung fenomena ini datang dari para ilmuwan di bidang fisika kuantum, yang menunjukkan bahwa niat dan vibrasi energi dapat mempengaruhi materi di tingkat mikroskopis. Dalam buku The True Power of Water, Dr. Emoto menjelaskan bahwa air adalah media yang dapat “merekam” energi dan informasi dari lingkungannya.
Selain itu, dalam The Miracle of Water, dijelaskan bahwa air memiliki sifat unik yang memungkinkan ia merespons getaran suara dan energi manusia. Hal ini memberi pemahaman ilmiah bahwa doa yang dibacakan pada air memang dapat mengubah struktur molekulnya, yang secara potensial dapat berdampak baik bagi kesehatan manusia.
Dari perspektif Islam dan sains, kita dapat menarik beberapa kesimpulan:
- Doa bukan sekadar ritual, tetapi memiliki efek yang dapat dijelaskan secara ilmiah, khususnya dalam konteks air sebagai media yang dapat “merekam” getaran suara dan energi.
- Keberkahan dalam air yang didoakan adalah sesuatu yang nyata. Ini bukan sekadar kepercayaan, tetapi bisa dipahami sebagai hasil dari resonansi positif yang diberikan melalui doa.
- Penggunaan air doa dalam terapi islami dapat dijelaskan dalam konteks ilmu modern, sehingga hal ini bisa diterima bukan hanya sebagai bagian dari ajaran agama tetapi juga sebagai sesuatu yang memiliki basis ilmiah.
- Kesadaran terhadap pentingnya kata-kata baik dalam kehidupan sehari-hari. Jika air yang didoakan dapat mengalami perubahan positif, maka kata-kata baik yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari juga bisa memberikan pengaruh positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Praktik doa pada air yang dilakukan oleh ulama dan kiai bukanlah sekadar tradisi tanpa makna, tetapi memiliki dasar kuat baik dalam Islam maupun dalam kajian ilmiah modern. Al-Qur’an dan hadits menegaskan pentingnya doa sebagai sarana untuk memperoleh keberkahan dan perlindungan dari Allah. Sementara itu, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa air dapat merespons energi, kata-kata, dan doa, yang mengonfirmasi bahwa praktik tersebut bukan hanya kepercayaan tanpa dasar.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita tidak hanya perlu memahami nilai spiritual dalam doa, tetapi juga melihat bagaimana ilmu pengetahuan semakin memperkuat ajaran Islam. Dengan demikian, kita bisa semakin yakin bahwa setiap ajaran Islam memiliki hikmah yang luar biasa, termasuk dalam praktik sederhana seperti doa pada air.
Ahmad Zahid Ali, ST