Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

Generator Akal Ruhani dalam Kitab Tarajumah

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
June 25, 2025
in Kolom
0
Generator Akal Ruhani dalam Kitab Tarajumah
0
SHARES
40
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Saking pentingnya berpikir, KH. Ahmad Rifa’i dalam kitab Ri’ayah  Al-Himmah mengajak manusia untuk berpikir sebelum ajakan-ajakan lainnya disampaikan.

Kata anjuran berpikir, kapikira, muncul sebelum perintah wathahhir al-qalba (nucekno sira ing ati kebatinan)—yang kemudian kami bahasakan sebagai zikir.

Bagi orang yang beriman, berpikir dan berzikir ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Jika kamu tafakkur, maka kamu akan mengingat kebesaran kuasa Allah; jika kamu mengingat Allah (tazakkur), maka otomatis kamu akan menafakuri ciptaan-Nya.

Begitulah jalan para salafushalih yang mengenal Allah melalui jalan memikirkan ciptaan-Nya.
(Balik wajib mikir ing alam gegawean saking Allah Pangeran wus kenyataan – Abyan al-Hawaaij, Juz 6)

Sejalan dengan narasi Mbah Rifa’i, Imam Al-Ghazali menyampaikan kaidah dalam Ihya Ulumuddin:

الْعَقْلُ دَلِيلٌ إِلَى طَرِيقِ الْمَعْرِفَةِ، وَلَكِنَّ الْمَعْرِفَةَ لَا تُدْرَكُ إِلَّا بِقَلْبٍ طَاهِرٍ وَذَوْقٍ رَقِيقٍ

“Akal adalah petunjuk menuju jalan makrifat, tetapi makrifat tidak dapat dicapai kecuali dengan hati yang suci dan rasa yang halus.”

Artinya, dinamika fikir-zikir atau zikir-fikir selalu bekerja sama—kadang beriringan—secara siklikal, untuk menemukan tajalli-Nya Allah.

Sebagaimana disampaikan Sufyan bin Uyainah dalam Ihya Ulumuddin: “Kalau orang pandai berpikir, maka segala sesuatu mengandung pelajaran baginya.”

Mengapa demikian? Karena manusia yang berpikir akan selalu menemukan banyak makna dalam kehidupan. Bisa jadi satu peristiwa berbuntut ribuan makna, bukan? Dalam ungkapan sehari-hari di masyarakat, makna itu disebut sebagai hikmah. Misalnya, ketika seseorang ditimpa musibah, ia sering kali mencari hikmah di balik peristiwa itu.

Satu peristiwa yang sama bisa bermakna berbeda-beda. Ada orang yang dipenjara justru bersyukur, namun ada pula yang menyimpan dendam kesumat. Dalam konteks inilah nilai akal versus hawa tampak memengaruhi diri setiap manusia.

Salah satu hamba yang bersyukur adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), yang selama dipenjara mampu menyelesaikan tafsir Al-Azhar. Sebelumnya, tafsir tersebut terkatung-katung selama delapan tahun karena padatnya jadwal kegiatan harian HAMKA. Masuk penjara dimaknai sebagai anugerah dari Allah berupa kelonggaran waktu untuk menyelesaikan karya jariyah-nya.

Orang yang istiqamah dalam berzikir dan berpikir dalam Al-Qur’an disebut sebagai ulil albab, sebagaimana dalam firman Allah QS. Ali ‘Imran: 191:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(Ulil Albab yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.’”

Artinya, predikat ulil albab bukanlah status sosial, melainkan siapapun yang berjuang (mujahadah) untuk mengaktifkan dua generator: zikir dan pikir, sebagai metode untuk menemukan pelajaran dalam setiap pengamatan (nazhar) terhadap peristiwa, kejadian, dan ayat-ayat yang tersebar di alam semesta.

Dan kita tentu meyakini janji Allah:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَࣖ

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk mencari kebenaran sejati), Kami benar-benar akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Ketika seorang hamba berusaha dan Allah berkenan menghidupkan cahaya hatinya dalam menangkap setiap ‘pelajaran’ dari Allah, maka yang tampak dalam basyirah-nya adalah segala sesuatu sebagai anugerah terindah, sehingga yang menghiasi langkahnya adalah rasa syukur dan bahagia:

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.”

Kemudian, pada hakikatnya, semua pengertian itu dibingkai dalam pemahaman yang pernah disampaikan Ibnu Athaillah dalam al-Hikam:

لَيْسَ فِكْرُكَ قَلْبَكَ يُحْدِثُ لَكَ مَعْرِفَةً، وَلَـكِنَّ نُورَ اللهِ فِي قَلْبِكَ هُوَ الَّذِي يُدْلِيكَ عَلَى ذَلِكَ

“Bukan pikiran hatimu yang menjadikanmu makrifat, melainkan cahaya Allah di dalam hatimu yang menunjukkannya.”

Wallāhu A‘lam.


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: KH. Ahmad RifaiMakrifatRiayatal Himmahtafakkurtazakkurulil albab
Previous Post

Jejak Awal Rifa’iyah di Adinusa Batang

Next Post

Mengenal Kitab Fatawiyah Karya KH. Ahmad Rifa’i (1)

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Mengenal Kitab Fatawiyah Karya KH. Ahmad Rifa’i (1)

Mengenal Kitab Fatawiyah Karya KH. Ahmad Rifa'i (1)

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadhan Warga Rifaiyah Jakarta di Masjid Baiturrahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id