Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Sejarah

Jejak Awal Rifa’iyah di Adinusa Batang

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
June 24, 2025
in Sejarah
0
Jejak Awal Rifa’iyah di Adinusa Batang
0
SHARES
74
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sejarah Awal Masuknya Rifa’iyah di Adinusa

Masuknya ajaran Islam Rifa’iyah di Adinusa, Reban, Batang, menurut K. Zaenal Abidin—salah seorang pengurus Rifa’iyah Reban—terjadi sekitar tahun 1907. Perhitungan ini didasarkan pada tahun kelahiran putra dari K. Hasan Ta’lim, yang dipercaya sebagai pelopor ajaran Rifa’iyah di sana. Pernyataan ini disarikan oleh Muhammad Rijal dari beberapa narasumber sesepuh Adinusa.

Cikal bakalnya bermula dari pertemuan Mbah Mukasan, seorang tuan tanah di Adinusa, dengan Mbah Hasan Ta’lim di sebuah warung makan di pasar Bawang. Mbah Mukasan sangat bahagia ketika mengetahui bahwa Mbah Hasan Ta’lim adalah santri lulusan Tebuireng, Jombang, dan merupakan murid Mbah Abdul Qohar Bekingking, Kendal.

Awalnya, Hasan Ta’lim hanyalah seorang pekerja derep padi yang mencari pekerjaan hingga ke Bekingking, Kendal. Di sana, ia bertemu dengan Mbah Abdul Qohar, murid angkatan pertama KH. Ahmad Rifa’i dari Kalisalak, Batang. Hasan Ta’lim sempat mengaji beberapa tahun kepada Mbah Abdul Qohar. Karena tertarik dengan cerita Hasan Ta’lim mengenai Kiai Abdul Qohar, Mbah Mukasan pun memutuskan untuk sowan kepada beliau.

Mbah Mukasan adalah putra dari Mbah Idris dan Mbah Warilah. Mereka memiliki delapan anak, yaitu Yati, Mukasan, Murni (Muji), Turiyah, Janah, Paat, Rohani, dan Mursih. Mbah Mukasan dikenal sebagai tuan tanah dermawan di Adinusa. Saking dermawannya, beliau memiliki empat istri.

Dalam riwayat lain yang diceritakan K. Zaenal Abidin, Kepala MTs Bhakti Islam Adinusa Reban Batang, disebutkan bahwa suatu hari di pasar, Mbah Mukasan bertemu dengan seorang santri yang memperkenalkan dirinya sebagai Hasan Ta’lim. Ia menyapa santri tersebut dengan panggilan “Den Santri”.

Mbah Mukasan bertanya, “Sliramu kuwi cah pundi? Lan bade ten pundi?”

Santri itu menjawab, “Kulo lare saking Wonobodro, putrane Bapak Noyo. Kulo nembe latihan ngliwet. Ngliwete ten Mbah Kiai Abdul Qohar Bekingking.”

Santri tersebut lalu bercerita tentang keistimewaan Mbah Abdul Qohar, yang membuat Mbah Mukasan penasaran dan akhirnya memutuskan untuk sowan ke Kendal bersama Hasan Ta’lim dengan naik kuda. Karena hormat kepada kiai dan santri, serta kepeduliannya terhadap perkembangan agama di Adinusa, Mbah Mukasan meminta Hasan Ta’lim untuk tinggal di Adinusa guna mengajar masyarakat.

Hasan Ta’lim yang bersemangat mengabdi kepada masyarakat, awalnya hanya singgah di Adinusa ketika bersilaturahmi ke teman-teman gurunya, seperti Mbah Hadist di Wonosobo. Karena istiqamahnya dalam berdakwah, Mbah Mukasan berinisiatif menikahkan Hasan Ta’lim dengan adik ragilnya, Mursih. Dari pernikahan tersebut lahir enam anak: Mugiri, Shaleh, Sokhari, Absori, Suti (Sokhi Mabruroh), dan KH. Khusnin.

KH. Khusnin kemudian melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan ajaran Islam di Adinusa. Ia mulai berkenalan dengan KH. Asad Zainuri dari Paesan, Kedungwuni, Pekalongan—seorang pedagang sekaligus dai—yang kerap berkunjung ke pasar Bawang dan Wonosobo. Dalam perjalanannya, KH. Asad menyempatkan diri bersilaturahmi ke rumah KH. Khusnin dan ikut membina masyarakat Adinusa. Kegiatan dagang sekaligus dakwah ini kemudian juga dilakukan oleh putra tunggal KH. Asad, yaitu KH. Zainuddin Asad.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pernikahan Mbah Hasan Ta’lim dengan Mbah Mursih melahirkan Ibu Sokhi Mabrurah. Dari beliau inilah lahir K. Zaenal Abidin, yang kini turut mengabdi dalam pendidikan formal di Adinusa sebagai Kepala MTs Bhakti Islam dan pengurus harian Pimpinan Daerah Rifa’iyah Batang.

MTs Bhakti Islam

Menurut K. Zaenal, alumni Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, awal mula berdirinya MTs Bhakti Islam bermula dari acara halal bihalal Pengurus Cabang Rifa’iyah Kecamatan Reban tahun 2010. Acara tersebut dihadiri pengurus harian PD Rifa’iyah Batang dan PP Rifa’iyah, termasuk KH. Ali Nahri. Dalam ramah tamah di rumah H. Misno, muncul ide mendirikan lembaga pendidikan formal yang diawali dengan rencana pendirian Yayasan Bhakti Islam At-Taqwa.

Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan MTs Bhakti Islam. Nama “Bhakti Islam” diusulkan oleh K. Zaenal dan disepakati oleh peserta musyawarah. Adapun lokasi dipilih di Desa Adinusa karena wilayah tersebut tergolong jauh dari sekolah setingkat SMP. Saat itu, di Kecamatan Reban hanya terdapat tiga SMP dan satu MTs Al Huda di Padomasan.

MTs Bhakti Islam juga menjadi solusi atas kendala siswa yang harus menyebrangi Sungai Petung untuk menuju sekolah. Ketika hujan deras, aliran sungai berbahaya sehingga siswa sering absen. Maka kehadiran MTs Bhakti Islam sangat dibutuhkan.

Pada tahun pertama, MTs Bhakti Islam menerima 54 siswa-siswi dari kantong-kantong Rifa’iyah Kecamatan Reban. Dengan segala tantangan, Alhamdulillah, MTs Bhakti Islam telah berjalan selama 12 tahun. Namun, jumlah siswa terus menurun dari tahun ke tahun, yang menjadi keprihatinan pengelola.

Untuk mengatasinya, didirikan MI Al Islam Kepundung Reban sebagai calon pemasok siswa bagi MTs Bhakti Islam. Namun, pandemi COVID-19 turut menyebabkan penurunan karena banyak orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di pesantren yang tetap belajar tatap muka. Beberapa lulusan MI Al Islam Kepundung memilih melanjutkan ke Pondok Pesantren Manbaul Hikmah asuhan K. Nur Yasin di Wonoboyo, Temanggung.

Menurunnya jumlah siswa terus menjadi tantangan, khususnya bagi K. Zaenal selaku Kepala Madrasah. Ia pun mengundang tokoh masyarakat untuk memusyawarahkan keberlangsungan MTs Bhakti Islam.

Sebagai tindak lanjut, pada tahun 2022 Pimpinan Cabang Rifa’iyah Reban memutuskan mendirikan pesantren. Sistem pendidikannya mengharuskan seluruh siswa nyantri. Ini diharapkan mempermudah fokus pembelajaran. Meski dikhawatirkan akan mengalami penurunan di tahun-tahun awal, langkah ini dinilai perlu untuk kesinambungan pendidikan.

Pendirian Pondok Pesantren At-Taqwa juga telah mendapat restu dari para kiai Rifa’iyah, termasuk KH. Imbuh Jumali dan K. Nur Yasin, serta para kiai pengasuh Pondok Pesantren Tremas, Pacitan.


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: BatangKendalKH. Ahmad RifaiMTs Bhakti IslamSejarah Rifa’iyahtokoh Rifa'iyah
Previous Post

Kaderisasi AMRI: Pilar Strategis untuk Regenerasi Rifa’iyah Masa Kini

Next Post

Generator Akal Ruhani dalam Kitab Tarajumah

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Generator Akal Ruhani dalam Kitab Tarajumah

Generator Akal Ruhani dalam Kitab Tarajumah

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadhan Warga Rifaiyah Jakarta di Masjid Baiturrahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id