Ahad, 26 Oktober 2025, adalah malam Senin Pahing, dan seperti biasanya malam ini adalah jadwal AMRI Cabang Kesesi untuk rutinan ngaji kitab Tasyrihatal Muhtaj. Jadwal giliran rutinan ngaji malam Senin Pahing kali ini bertempat di Masjid Baitussalam Ranting Simbang. Namun, untuk kali ini berbeda dengan rutinan-rutinan sebelumnya karena bertepatan dengan momen Harlah AMRI yang ke-24 dengan tema “Dari Kitab Menuju Pergerakan”.
Mengacu pada tema tersebut, rekan-rekan pengurus AMRI Cabang Kesesi menginisiasi supaya kegiatan malam Senin Pahing tidak sekadar rutinan ngaji, tetapi juga ditambah dengan kegiatan khataman pembacaan 10 kitab Mbah Rifa’i. Adapun 10 kitab yang dibaca adalah sebagai berikut:
-
Hasaniyah (Ilmu Fardhu Mubadaroh)
-
Samhiyah (Salat Jumat)
-
Imdad (Dosa Takabur)
-
Miqshadi (Makna Fatihah dan Tahiyat)
-
Fadhilah (Keutamaan Ilmu)
-
Irfaq Mukhtashar (Keimanan)
-
Fauziyah (Dosa dan Maksiyat)
-
Absyar (Kiblat Salat)
-
Athlab (Pendidikan)
-
Rukhsiyah (Salat Qashar & Jama’)
Pembacaan dimulai setelah jamaah Magrib dengan konsep dibaca satu per satu dan diperdengarkan lewat speaker masjid. Diharapkan pukul 20.00 WIB sudah selesai. Namun, karena satu koras saja menghabiskan hampir setengah jam sedangkan yang dibaca 10 kitab, maka pembacaan dilakukan secara bersamaan dan beberapa kitab diperdengarkan melalui speaker masjid.
Pukul 20.15 WIB, alhamdulillah khataman pembacaan 10 kitab selesai, dilanjutkan dengan acara ngaji kitab Tasyrihatal Muhtaj. Sebelum ngaji dimulai, diisi terlebih dahulu sambutan dari Ketua Cabang Kesesi, rekan Solahuddin Faza, yang mengucapkan rasa syukur mendalam karena kesempatan malam ini dihadiri oleh para seniornya, yaitu Ketua AMRI Cabang Kesesi terdahulu: Ust. Khumaedi (sekarang menjabat sebagai Pimpinan Cabang Rifaiyah Kesesi), Ust. Rohmatulloh, Ust. Bondan, dan Ust. Hariri.
Selain itu, beberapa senior AMRI lainnya turut hadir, seperti Ust. Susandi, Ust. Aminudin, dan lain-lain. Tidak banyak yang beliau sampaikan karena waktu sudah semakin malam. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua Cabang Rifaiyah, Ust. Khumaedi, yang berpesan:
“Tantangan yang diemban ke depan lebih berat. Untuk itu, dengan wasilah membaca kitab (karangan Mbah Rifa’i) dan harapan dari orang tua kita, semoga betul-betul bisa diamalkan dengan baik.”
Setelah sambutan-sambutan, acara selanjutnya adalah pengajian kitab Tasyrihatal Muhtaj yang diisi oleh Ust. Rohmatulloh.
Dimulai dari pembahasan bait:
Ngandika ulama paring Allah rohmatan
Lan lamon amotangaken kinaweruhan
Ing wong sawiji iku wus kamasyhuran
Asri’ angunda’ii arta penyahuran
Beliau menjelaskan, jika ada orang berutang dua miliar umpamane, lalu membayar dengan lebihan 200 juta tanpa adanya akad atau janji dari awal — mungkin karena merasa bersyukur bisa melunasi utang — maka yang demikian tidak dihukumi riba dan bahkan sunnah.
“Neng jaman saiki apa yo ana…” ujarnya, yang disambut gelak tawa jamaah yang khidmat mendengarkan penjelasannya.
Hampir satu jam jamaah menikmati pengajian dari Ust. Rohmat. Tidak ada diskusi panjang karena energi sudah banyak terkuras saat khataman pembacaan kitab sebelumnya.
Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, acara pun selesai dan diakhiri dengan ngobrol santai serta makan jajan seadanya tanpa ada seremoni pemotongan tumpeng.
Begitulah secuil cerita kegiatan peringatan Harlah AMRI ke-24 di Cabang Kesesi — sederhana namun sungguh istimewa.
Penulis: Hikman Adli
Editor: Yusril Mahendra


