Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Berita

Kemenag dan LPDP Luncurkan Program Riset “Indonesia Bangkit” untuk Siapkan SDM Menuju Indonesia Emas 2045

Tim Redaksi by Tim Redaksi
October 31, 2025
in Berita
0
program riset Indonesia Bangkit
0
SHARES
10
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kemenag dan LPDP Kolaborasi Siapkan SDM Unggul

Kementerian Agama (Kemenag) RI meluncurkan Program Pendanaan Riset Indonesia Bangkit (MoRA The Air Funds Program). Program ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat riset nasional di bidang keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan.

Program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Kemenag dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Tujuannya adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Menurut Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Sahiron, kemajuan Indonesia sangat bergantung pada SDM yang berkualitas. Ia menegaskan, riset harus menjadi arus utama pengembangan SDM agar bangsa mampu bersaing secara global.

Namun, meski Indonesia akan menikmati bonus demografi, jumlah penduduk bergelar magister dan doktor masih rendah. Saat ini, hanya 0,49 persen penduduk usia produktif yang bergelar pascasarjana. Angka ini tertinggal dari Malaysia, Vietnam, dan Thailand (2,43 persen) serta jauh di bawah negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat (9,8 persen).

Program Pendanaan Riset Indonesia Bangkit

Sebagai langkah nyata, Kemenag dan LPDP menghadirkan MoRA The Air Funds Program. Program ini menjadi wadah pendanaan riset di bidang keagamaan yang berbasis mandat kementerian.

Pelaksanaannya dilakukan oleh Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) bersama Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis). Lembaga ini dibentuk berdasarkan PMA Nomor 25 Tahun 2024 dan diperbarui melalui PMA Nomor 33 Tahun 2024.

Menurut Prof. Sahiron, riset merupakan pilar penting dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, riset perlu diperkuat agar melahirkan inovasi dan gagasan bagi kemajuan bangsa.

Program MoRA The Air Funds memiliki tiga tujuan utama.
Pertama, meningkatkan kualitas sumber daya riset.
Kedua, mempercepat peningkatan kapasitas riset di PTK dan Ma’had Aly.
Ketiga, memperbanyak hasil riset berupa publikasi ilmiah, paten, dan naskah akademik.

Selain itu, program ini juga memperkuat daya saing Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) di bidang sosial humaniora, sains, teknologi, ekonomi, dan lingkungan. Dengan demikian, riset keagamaan diharapkan semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional.

Pendanaan Riset dan Tema Prioritas

Kepala Puspenma, Ruchman Basori, menjelaskan bahwa LPDP memberikan dukungan pendanaan multiyears sebesar Rp 50 miliar per tahun untuk periode 2024–2026. Dana tersebut digunakan untuk 47 tema riset yang melibatkan 201 peneliti dari 20 PTK dan satu Fakultas Agama Islam (FAI) di perguruan tinggi umum.

Selanjutnya, ia berharap alokasi dana dapat ditingkatkan. Hal ini penting karena jumlah PTK di bawah Kemenag mencapai 1.000 lembaga dengan puluhan ribu dosen.

Ruchman juga memaparkan empat tema riset utama dalam program ini, yaitu Sains dan Teknologi, Sosial Humaniora, Ekonomi dan Lingkungan, serta Kebijakan Layanan Pendidikan dan Keagamaan.

Sebagai contoh, bidang Sosial Humaniora mencakup pendidikan transformatif, demokrasi, budaya keberagamaan, dan kearifan lokal. Kemudian, bidang Sains dan Teknologi mencakup teknologi kesehatan, kemaritiman, dan big data.

Selain itu, bidang Ekonomi dan Lingkungan berfokus pada ekonomi syariah, green economy, dan pengelolaan limbah. Adapun bidang Kebijakan Layanan Pendidikan dan Keagamaan membahas moderasi beragama serta kebijakan pendidikan madrasah dan pesantren.

Pelaksanaan Digital dan Kolaborasi Multiheliks

Program MoRA The Air Funds dilaksanakan sepenuhnya secara digital melalui platform eRISPRO–LPDP. Prosesnya mencakup pengajuan proposal, evaluasi, penetapan, hingga pelaporan. Pendaftaran proposal tahun ini dibuka pada 13 Oktober 2025, sedangkan pengajuan berlangsung dari 23 Oktober hingga 7 November 2025.

Menurut Ruchman, program ini mendorong kolaborasi multiheliks antara PTK, lembaga riset, perguruan tinggi umum, dan dunia industri. Dengan kolaborasi tersebut, hasil riset diharapkan memberi manfaat luas dan berdampak jangka panjang.

Setiap proyek riset dapat berjalan selama 1 hingga 3 tahun, dengan anggaran antara Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar. Pendekatan kolaboratif dan interdisipliner diharapkan memperkuat kontribusi riset PTK terhadap kesejahteraan masyarakat.

Penguatan Kapasitas Dosen dan Kolaborasi Global

Selain pendanaan riset, Kemenag juga menyiapkan program peningkatan kompetensi dosen melalui pelatihan dan kolaborasi internasional. Program ini bekerja sama dengan lembaga riset global seperti Alexander von Humboldt Foundation (Jerman), INRAE (Prancis), dan CSIRO (Australia).

Melalui kerja sama ini, dosen akan memperoleh pelatihan pedagogi modern, penggunaan teknologi digital dalam pengajaran agama, dan manajemen riset internasional.

Prof. Sahiron menambahkan, pengalaman riset lintas negara akan memperkuat daya saing akademik dosen PTK. Dengan demikian, mereka dapat membawa perspektif Indonesia ke dunia ilmiah internasional.

Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas 2045

Secara keseluruhan, MoRA The Air Funds diharapkan menjadi katalis transformasi akademik. Riset keagamaan tidak hanya menghasilkan teori, tetapi juga solusi nyata bagi masyarakat.

Dengan dukungan LPDP dan kolaborasi lintas lembaga, Kemenag optimistis program ini akan menjadi tonggak penting menuju Indonesia Emas 2045.

Melalui program ini, daya saing SDM meningkat, kemiskinan berkurang, dan kontribusi Indonesia di tingkat global semakin kuat.


Penulis: Kontributor Kompas.com
Editor: Yusril Mahendra
©2025 Kompas.com

Tags: indonesia emas 2045kemenaglpdpprogram riset Indonesia Bangkitprogram riset nasional
Previous Post

Khutbah Jumat: Doa Sebagai Obat Mujarab bagi Penyakit Jasmani dan Ruhani

Next Post

Begini Cara Membalas Salam yang Disampaikan Lewat Orang Lain

Tim Redaksi

Tim Redaksi

Next Post
Menjawab salam

Begini Cara Membalas Salam yang Disampaikan Lewat Orang Lain

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id