Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

Ketika Niat Bertemu Sains: Rahasia Otak dalam Memahami Kehendak

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
October 11, 2025
in Kolom
0
Niat dalam Islam

Ilustrasi sel saraf (neuron) di otak manusia. (Gerd Altmann/Pixabay)

0
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

وَطَهِّرِ الْقَلْبَ وَصَحِّحِ النِّيَةْ

“bersihkan hati, sahihkan niat” (KH. Ahmad Rifa’i)

Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi dalam diri kita ketika kita berniat melakukan sesuatu? Mengapa Islam begitu menekankan pentingnya niat, bahkan menjadikannya sebagai penentu nilai setiap amal perbuatan? Menariknya, sains modern—khususnya neurosains—kini mulai membuka tabir misteri ini melalui penelitian tentang aktivitas otak manusia.

Niat dalam Perspektif Islam

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang sangat masyhur:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.”

Hadis ini mengajarkan bahwa niat bukan sekadar pelengkap ibadah, melainkan roh dari setiap perbuatan kita. Yahya bin Muaz ar-Razi rahimahullah menegaskan:

الْبَدَنُ بِالْجَوَارِحِ وَالْجَوَارِحُ بِالنِّيَّاتِ

“Aktivitas tubuh dalam kendali niat.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa niat adalah pengendali utama dari seluruh gerak-gerik kita. Tanpa niat yang benar, aktivitas fisik kita—meskipun terlihat baik—bisa jadi sia-sia di hadapan Allah.

Apa Kata Neurosains?

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Biology (2025) membawa kita pada penemuan mengejutkan. Para peneliti mempelajari seorang pasien tetraplegia (lumpuh total pada keempat anggota gerak) yang dipasangi alat brain-machine interface (BMI) di korteks motorik primer (M1) otaknya. Alat ini memungkinkan pasien menggerakkan tangannya hanya dengan “niat” atau kehendak mentalnya.

Yang mengejutkan adalah: aktivitas neuron di otak pasien ini hampir bersamaan waktunya dengan kesadaran subjektifnya untuk niat bergerak. Dengan kata lain, ketika seseorang merasa “saya ingin menggerakkan tangan”, pada saat yang hampir bersamaan, sel-sel saraf di otaknya mulai aktif.

Rantai Kesengajaan (Intentional Chain)

Penelitian ini mengidentifikasi tiga elemen dalam apa yang mereka sebut “rantai kesengajaan”:

  1. Niat (Intention) – Keinginan mental untuk melakukan sesuatu
  2. Aksi (Action) – Gerakan fisik yang dilakukan
  3. Efek (Effect) – Hasil dari tindakan tersebut di lingkungan

Penelitian ini juga menemukan fenomena menarik yang disebut “intention-action binding” (ikatan niat-perbuatan). Apa artinya?

Ketika kita benar-benar berniat melakukan sesuatu, otak kita seolah-olah “menarik” waktu antara niat dan perbuatan menjadi lebih dekat. Subjek penelitian merasakan bahwa niat dan tindakannya terjadi hampir bersamaan, padahal secara objektif ada jarak waktu di antaranya.

Ini seperti magnet yang menarik dua benda mendekat—niat kita “menarik” perbuatan kita, membuat keduanya terasa menyatu. Inilah mengapa ketika kita melakukan sesuatu dengan niat yang kuat dan tulus, perbuatan itu terasa begitu “hidup” dan bermakna.

Subhanallah! Bukankah ini menjelaskan mengapa dua orang bisa melakukan ibadah yang sama persis—misalnya shalat—namun mendapatkan pahala yang berbeda? Yang satu khusyuk karena niatnya tertuju pada Allah, yang satunya hanya sekadar menggugurkan kewajiban atau bahkan pamer di depan orang lain (riya’).

Ketika Islam dan Sains Bertemu

Temuan neurosains ini sebenarnya mengonfirmasi apa yang telah diajarkan Islam 14 abad yang lalu. Mari kita lihat beberapa titik temu:

  1. Niat Menggerakkan Tubuh

Yahya bin Muaz ar-Razi berkata bahwa tubuh berada dalam kendali niat. Sains membuktikan bahwa korteks motorik primer (M1)—bagian otak yang mengontrol gerakan—aktif hampir bersamaan dengan munculnya kesadaran untuk berniat. Tanpa sinyal dari otak (niat), tidak ada gerakan yang terjadi.

  1. Niat Menentukan Nilai Perbuatan

Allah berfirman:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ. أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (balasan) di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11]: 15-16)

Ayat ini menjelaskan bahwa niat menentukan ke mana perbuatan kita akan “diarahkan”—ke dunia atau akhirat. Dalam bahasa neurosains, niat adalah “program” yang menentukan output dari tindakan kita.

  1. Keselarasan Batin dan Lahir

Abu Said al-Kharaz rahimahullah berkata:

كُلُّ بَاطِنٍ يُخَالِفُ الظَّاهِرَ فَهُوَ بَاطِلٌ

“Setiap kehendak batin yang tidak sesuai dengan aktivitas lahir, maka aktivitas tersebut dianggap sia-sia.”

Penelitian neurosains menunjukkan bahwa ketika ada ketidaksesuaian antara niat dan tindakan (misalnya ketika gerakan dipaksakan tanpa niat), pola aktivitas otak berbeda secara signifikan. Otak kita, dengan kata lain, “tahu” ketika kita tidak tulus dalam melakukan sesuatu.

Pelajaran Praktis untuk Kehidupan Sehari-hari

  1. Jernihkan Niat Sebelum Bertindak

Seperti komputer yang perlu input yang jelas untuk menghasilkan output yang benar, otak kita memerlukan “niat yang jernih” untuk menghasilkan tindakan yang bermakna. Sebelum melakukan apapun—termasuk ibadah—luangkan waktu sejenak untuk meluruskan niat.

  1. Niat Bukan Sekadar Lafal

Niat adalah aktivitas hati, bukan sekedar ucapan lisan. Penelitian menunjukkan bahwa niat terkait dengan aktivitas otak yang mendalam, bukan hanya gerakan bibir. Allah dan diri kita sendiri yang tahu niat sebenarnya.

  1. Hati-hati dengan Kemunafikan

Allah berfirman tentang orang-orang munafik yang mendirikan masjid:

وَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَىٰ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

“Mereka sesungguhnya bersumpah: ‘Kami tidak menghendaki selain kebaikan.’ Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (QS. At-Taubah [9]: 107)

Sains menunjukkan bahwa otak kita dapat mendeteksi ketidaksesuaian antara niat dan tindakan. Begitu pula Allah Yang Maha Mengetahui, tentu lebih tahu apa yang tersembunyi di hati kita.

  1. Jaga Lidah untuk Menjaga Hati

Ahmad bin Asim al-Antaki berkata:

إِذَا أَرَدْتَ صَفَاءَ قَلْبِكَ فَأَعِنْهُ بِحِفْظِ لِسَانِكَ

“Jika engkau menginginkan kebersihan hati, maka bantulah ia dengan menjaga lisanmu.”

Ketika kita berbicara tentang kebaikan tetapi tidak melakukannya, otak kita mengalami “disonansi kognitif”—ketidaksesuaian yang mengganggu keseimbangan mental. Maka, jagalah ucapan agar selaras dengan perbuatan.

Kesimpulan: Niat adalah Awal Segalanya

Penelitian neurosains modern membuktikan apa yang telah diajarkan Islam sejak lama: niat adalah pengendali utama dari setiap tindakan kita. Niat bukan hanya konsep spiritual, tetapi juga realitas neurologis yang dapat diukur melalui aktivitas otak.

Namun, sains hanya mampu mengukur aspek fisik dari niat—aktivitas neuron, pola gelombang otak, dan sebagainya. Sementara Islam mengajarkan dimensi yang lebih dalam: nilai spiritual dari niat yang menentukan pahala atau dosa di akhirat.

Maka, mari kita perbaiki niat dalam setiap langkah hidup kita. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Barangsiapa hijrahnya diniatkan untuk menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang yang hijrahnya untuk meraih dunia atau wanita yang ingin dinikahinya, maka ia memperoleh hasil sesuai tujuan hijrahnya.”

Semoga kita termasuk orang-orang yang setiap niat dan tindakannya diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin.

Referensi:

  • Noel, J-P., et al. (2025). Neuronal responses in the human primary motor cortex coincide with the subjective onset of movement intention in brain-machine-interface mediated actions. Journal PLOS Biology.
  • Mufid AR, Tashawwuf, (2019)

Baca Juga: Khalifatullah atau Khalifaturrupiah: Refleksi Kehormatan Sejati


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: Hati dan PikiranIslam dan SainsKajian KeislamanKajian NiatniatNiat dan AmalOtak
Previous Post

Khalifatullah atau Khalifaturrupiah: Refleksi Kehormatan Sejati

Next Post

Khutbah Jumat: Meraih Keberkahan dengan Tawaduk di Tengah Masyarakat

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Khutbah Jumat: Meraih Keberkahan dengan Tawaduk di Tengah Masyarakat

Khutbah Jumat: Meraih Keberkahan dengan Tawaduk di Tengah Masyarakat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id