Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

KH. Ahmad Rifa’i: Ulama Pejuang dari Kalisalak, Cahaya Tauhid di Tengah Gelap Penjajahan

Tim Redaksi by Tim Redaksi
November 10, 2025
in Kolom
1
KH Ahmad Rifa'i
0
SHARES
51
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai momen mengenang keberanian dan pengorbanan para pejuang yang telah menegakkan kemerdekaan. Di antara para pahlawan itu, terdapat sosok ulama besar dari tanah Jawa yang tidak hanya berjuang dengan senjata, tetapi dengan pena, dakwah, dan pendidikan — KH. Ahmad Rifa’i, pendiri gerakan Rifa’iyah dan Pahlawan Nasional yang lahir di Kendal pada tahun 1786 M.

Ulama yang Melawan dengan Ilmu dan Keteguhan Iman

KH. Ahmad Rifa’i tumbuh di lingkungan pesantren Kaliwungu, di bawah bimbingan KH. Asy’ari — ulama besar Keraton Yogyakarta. Sejak muda, beliau dikenal cerdas, tegas, dan memiliki semangat juang tinggi. Setelah menuntut ilmu di Makkah dan Mesir selama bertahun-tahun, beliau kembali ke Tanah Air membawa ilmu yang luas dan semangat pembaruan Islam yang murni.

Namun, perjuangan beliau tidak berhenti di ruang pengajian. Dalam suasana penjajahan Belanda yang menindas rakyat dan melemahkan umat, KH. Ahmad Rifa’i tampil sebagai ulama perlawanan. Beliau menolak tunduk pada sistem kolonial, menentang kolaborasi para pejabat pribumi dengan Belanda, dan menyerukan agar umat Islam berdiri di atas kemandirian iman dan amal.

“Haram Mengabdi kepada Raja Kafir”

Salah satu bentuk ketegasan perjuangan KH. Ahmad Rifa’i ialah fatwanya yang terkenal: haram hukumnya menjadi pegawai yang mengabdi kepada penjajah. Bagi beliau, bekerja di bawah pemerintahan kafir berarti ikut melanggengkan kezaliman dan menodai keimanan. Beliau menulis dalam kitab-kitabnya dengan tegas menyebut penguasa kolonial sebagai raja kafir dan para pejabat pribumi yang membantu mereka sebagai orang fasik yang tidak layak dijadikan panutan umat.

Pandangan ini bukan semata-mata sikap keras, melainkan bentuk kesadaran spiritual dan sosial bahwa penjajahan harus ditolak dalam segala bentuknya — baik fisik, politik, maupun moral. Dalam pandangan beliau, menjadi petani yang jujur lebih mulia daripada menjadi pegawai yang mengabdi kepada penjajah.

Pesantren Kalisalak: Benteng Dakwah dan Perlawanan

Keteguhan sikap KH. Ahmad Rifa’i membuat pemerintah kolonial Belanda merasa terancam. Pesantrennya di Kalisalak, Batang, menjadi pusat penyebaran ajaran Islam yang berlandaskan tauhid dan kemerdekaan berpikir. Dari sanalah lahir komunitas santri Tarajumah, para penyebar kitab-kitab karya KH. Ahmad Rifa’i yang ditulis dalam huruf Arab pegon — simbol kemandirian intelektual Islam Nusantara.

Gerakan ini membentuk masyarakat santri yang disiplin, berakhlak, dan menolak tunduk pada sistem kolonial. Namun, justru karena keteguhan itu, KH. Ahmad Rifa’i dituduh menentang pemerintah dan akhirnya diasingkan — pertama ke Ambon, lalu ke Minahasa, hingga wafat di pengasingan pada tahun 1875. Beliau dimakamkan di Tondano, Sulawesi Utara, berdekatan dengan makam Kiai Modjo, sesama ulama pejuang yang melawan Belanda.

Dari Pengasingan Menuju Gelar Pahlawan

Lebih dari satu abad kemudian, perjuangan KH. Ahmad Rifa’i akhirnya mendapat pengakuan negara. Pada tahun 2004, pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam melawan penjajahan dan membangkitkan kesadaran umat melalui dakwah dan pendidikan.

Namun bagi umat Rifa’iyah, gelar itu bukan sekadar penghormatan negara, melainkan penegasan atas nilai perjuangan yang diwariskan: berjuang dengan ilmu, berani menolak kezaliman, dan menjaga kemurnian iman.

Meneladani Semangat Pahlawan di Era Modern

Di era kemerdekaan ini, semangat juang KH. Ahmad Rifa’i tetap relevan. Perlawanan terhadap penjajahan kini tidak lagi dalam bentuk senjata, tetapi dalam menghadapi arus globalisasi, ketimpangan sosial, dan penjajahan budaya. Umat Islam, terutama generasi muda Rifa’iyah, dipanggil untuk melanjutkan perjuangan beliau — menegakkan keadilan, menolak kebodohan, dan memperjuangkan kebenaran dengan ilmu dan amal.

Sebagaimana beliau menulis dalam salah satu karyanya:

“Amrih sahe iman, lan amrih sahe ibadah, lan amrih rizki kang halal.”
(Mengupayakan benar imannya, benar ibadahnya, dan halal rezekinya.)

Penutup

KH. Ahmad Rifa’i telah menunjukkan bahwa pahlawan sejati bukan hanya yang mengangkat senjata, tetapi juga yang berani melawan kezaliman dengan ilmu, menegakkan tauhid di tengah kekuasaan yang menindas, dan menulis dengan tinta perjuangan yang abadi. Di Hari Pahlawan 10 November 2025 ini, mari kita kenang beliau bukan sekadar sebagai tokoh masa lalu, tetapi sebagai cermin perjuangan spiritual bangsa yang tak lekang oleh waktu.


Penulis: Yusril Mahendra
Editor: Yusril Mahendra

Tags: Hari Pahlawan NasionalKH. Ahmad RifaiPahlawan NasionalSejarah Rifa’iyahUlama pejuang
Previous Post

Haul Akbar KH Ahmad Rifa’i 2025 di Kendal: Meneladani Perjuangan Sang Pahlawan Nasional

Next Post

Ziarah Keliling Masyayikh Batang, Wujud Cinta dan Penghormatan Warga Rifa’iyah kepada Para Guru

Tim Redaksi

Tim Redaksi

Next Post
Ziarah Masyayikh Rifa’iyah Batang

Ziarah Keliling Masyayikh Batang, Wujud Cinta dan Penghormatan Warga Rifa’iyah kepada Para Guru

Comments 1

  1. ss66 says:
    1 day ago

    Thinking of joining ss66. Has anyone had a good experience with them? Any tips or advice would be hugely appreciated. Check it out yourselves: ss66!

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id