Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Sejarah

KH. Hasan Musaned dan Cahaya Rifa’iyah dari Tanah Surodadi Demak

Tim Redaksi by Tim Redaksi
May 11, 2025
in Sejarah, Tokoh
0
KH. Hasan Musaned dan Cahaya Rifa’iyah dari Tanah Surodadi Demak

Masjid Jami' Baitul Mukmin (1975). (Foto: Imdadin)

0
SHARES
128
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

KH. Hasan Musaned lahir di Surodadi, Gajah, Demak. Surodadi merupakan salah satu desa di Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang secara geografis terletak di perbatasan antara Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal. Desa ini dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki komunitas penganut ajaran Rifa’iyah.

Tanggal kelahiran KH. Hasan Musaned belum diketahui secara pasti, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa beliau hidup sekitar tahun 1805, yang hampir bersamaan dengan masa hidup KH. Ahmad Rifa’i dan Pangeran Diponegoro. Beliau dikenal sebagai tokoh sentral dalam perkembangan Islam pada masanya, serta merupakan pendiri awal langgar atau musholla di Surodadi. Kiprah beliau dalam mengembangkan tatanan Islam terlihat dari napak tilas langgar yang saat ini menjadi Masjid Jami’ Baitul Mukmin, serta jalinan kekeluargaan yang dibangun dengan para tokoh agama terkemuka di wilayah Kendal dan Kota Semarang.

Masjid Jami’ Baitul Mukmin (1975). (Foto: Imdadin)

Secara historis, Masjid Baitul Mukmin didirikan oleh KH. Hasan Musaned sejak abad ke-18/19 M. Setelah beliau wafat sekitar tahun 1850, masjid ini dipindahkan ke bagian timur dan diasuh oleh menantu beliau, yaitu KH. Abu Hasan. Selanjutnya, status Baitul Mukmin berubah fungsi menjadi musholla yang tidak lagi menyelenggarakan salat Jumat, dan berlangsung lebih dari satu abad lamanya. Hingga akhirnya, tepat pada tanggal 20 September 1980, masjid ini kembali dibangun dan diresmikan oleh Kepala Desa Surodadi, Bapak Suparyadi, dengan status sebagai masjid jami’, dan berlangsung hingga sekarang.

Masjid Jami’ Baitul Mukmin sekarang. (Foto: Imdadin)

Dalam dakwah dan kegiatannya, Masjid Baitul Mukmin mengikuti faham Sunni (Ahlussunah wal Jama’ah) dengan mazhab Imam Syafi’i dalam ilmu fiqih, faham Ma’turidiyah–Asy’ariyah dalam ilmu tauhid, serta pelestarian kitab-kitab tarajumah (kitab terjemahan bahasa Arab berbentuk syair, nadhom, dan natsar dengan gaya penulisan Arab pegon), yang merupakan mahakarya KH. Ahmad Rifa’i. Di masjid ini juga diselenggarakan pengajian kitab tarajumah yang berlangsung hingga sekarang, yaitu setiap hari Kamis pukul 14.00–16.00 WIB dan Ahad malam Senin.

Untuk meneladani semangat perjuangan para masyayikh, para santri MADIN TPQ Al-Hikmah Surodadi, Gajah, Demak mengikuti kegiatan ziarah bersama para guru. (Foto: Imdadin)

Ajaran tarajumah sendiri sudah dikenal sejak zaman KH. Hasan Musaned. Sanad keilmuan beliau berasal dari KH. Mohammad Tubo (Mbah Tubo) di Purwosari, Kendal. Semua anak beliau pun turut berguru kepada Mbah Tubo. Ajaran ini mencapai masa keemasan pada era KH. Suhbi, murid dari KH. Abdul Manan Rejosari. Namun, setelah KH. Suhbi wafat, ajaran tarajumah mulai memudar karena tidak ada dari putra beliau yang melanjutkan. Kemudian KH. Muhammad Rofii mendirikan organisasi Rifa’iyah di Surodadi, serta mendirikan masjid dan Madrasah Diniyah yang masih ada hingga sekarang.

KH. Hasan Musaned memiliki lima orang anak:

  1. Musriah
  2. Rawan
  3. Kotimah
  4. Abdul Rozaq
  5. Fatimah

Nyai Musriah, putri sulung beliau, menikah dengan Abu Hasan, seorang mubaligh pendatang dari Jawa Timur. Mereka dikaruniai dua anak: Hisyam dan Nasrifah. Putri mereka, Nasrifah, akhirnya dinikahkan dengan Kyai Idris, putra dari KH. Mohammad Tubo, Purwosari, Kendal. Nyai Musriah juga nyantri di pondok Kyai Tubo di Purwosari, Kendal, sekitar tahun 1870-an. Diperkirakan, pada masa itu Kyai Sholeh Darat juga mondok di tempat yang sama. Sekitar tahun 1875, Nyai Musriah dijodohkan oleh Kyai Tubo dengan Kyai Idris dan menjadi anak mantu beliau.

Anak kedua, Mbah Rawan, menikah dengan KH. Mangun Harjo, seorang santri dari KH. Mohammad Tubo. Pasangan ini tercatat dalam sejarah sebagai cikal bakal Desa Kebontaman, Rowosari, Tembalang, Kota Semarang.

Putri ketiga, Kotimah, memiliki dua orang anak laki-laki. Keluarga Mbah Kotimah menetap di Surodadi dan mengemban amanah keagamaan di wilayah desa bagian selatan.

Putra keempat, KH. Abdul Rozaq, merupakan satu-satunya anak laki-laki dari KH. Hasan Musaned. Ia menikah dengan Nyai Siyam dan dikaruniai lima orang anak laki-laki yang dikenal sebagai Pandawa Lima. Dari keluarga inilah lahir penerus perjuangan dan tumpah darah kelahiran KH. Hasan Musaned di Surodadi Barat.

Putri bungsu, Fatimah, menikah dengan KH. Irsyad, seorang santri dari Cepiring, Kendal. Hingga kini, keluarga besar keturunan Nyai Fatimah menetap di wilayah Cepiring, Kendal.

Melihat catatan sejarah di atas, tampak jelas bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara KH. Hasan Musaned dengan KH. Mohammad Tubo, baik dalam menjalin hubungan kekeluargaan maupun dalam menjaga kelestarian ajaran Islam Ahlussunah wal Jama’ah melalui jaringan keilmuan dan pendidikan tarajumah yang masih dijaga hingga saat ini.

Imdadin, tokoh Surodadi Demak


Penulis: Imdadin
Editor: Yusril Mahendra

Tags: Demakmasjid RifaiyahRifaiyah
Previous Post

Percikan Ilmu Pendidikan KH. Ahmad Rifa’i

Next Post

Penjelasan Kitab Ri’ayah al-Himmah 4: Luruskan Niat

Tim Redaksi

Tim Redaksi

Next Post

Penjelasan Kitab Ri’ayah al-Himmah 4: Luruskan Niat

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadhan Warga Rifaiyah Jakarta di Masjid Baiturrahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id