Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Khutbah

Khutbah Jumat: Melampaui Kebenaran – Menuju Kebaikan dan Kebijaksanaan

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
July 31, 2025
in Khutbah
0
Khutbah Jumat: Melampaui Kebenaran – Menuju Kebaikan dan Kebijaksanaan
0
SHARES
61
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ… فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab, hanya dengan bekal takwa, kita akan meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Pada hari yang mulia ini, khatib ingin mengajak kita merenung bersama tentang sebuah fenomena yang kian terasa di tengah masyarakat. Kita menyaksikan banyak orang, bahkan para tokoh yang kita hormati, berpegang teguh pada kebenaran yang mereka yakini. Ini adalah hal yang baik. Namun, ketika kebenaran yang sifatnya parsial—seperti pemahaman fikih dalam satu cabang tertentu—dianggap sebagai kebenaran mutlak satu-satunya, di situlah sering kali muncul gesekan, konflik, dan perpecahan. Umat seakan diadu oleh klaim-klaim kebenaran yang tidak menyisakan ruang untuk dialog dan toleransi.

Padahal, Islam tidak hanya mengajarkan kita untuk menjadi orang yang benar, tetapi juga menjadi orang yang baik dan bijaksana. Karena setiap kebenaran akan selalu diuji oleh ruang dan waktu, maka penerapannya membutuhkan ketepatan, kesesuaian, dan kemaslahatan bagi sesama.

Jamaah Jumat yang Berbahagia,

Lantas, bagaimana kita bisa naik dari level benar menuju level baik dan bijaksana? Teks yang menjadi rujukan khutbah kita hari ini memberikan panduan yang sangat indah. Yahya bin Mu‘adz ar-Razi rahimahullah pernah berkata:

يُعْطَى الْعِلْمُ بِالتَّعْلِيمِ، وَ تُعْطَى الْحِكْمَةُ بِحِفْظِ حُرُمَاتِ الصَّالِحِيْنَ

“Pengetahuan diberikan melalui pengajaran, sedang kebijaksanaan diberikan dengan cara meneladani orang-orang saleh.”

Perkataan ini menyiratkan perbedaan mendasar. Pengetahuan atau ilmu bisa didapat dari buku dan guru, namun kebijaksanaan (hikmah) lahir dari keteladanan—dari menapaki jejak kesalehan para pendahulu. Kebenaran berkaitan dengan ilmu, sedangkan kebijaksanaan dan kesalehan berkaitan dengan bagaimana ilmu diterapkan di lingkungan masyarakat sehingga membawa kemaslahatan.

Inilah mengapa kita sering menemukan orang yang ilmunya luas dan dalam, namun tindakannya tidak bijaksana. Sebaliknya, ada orang yang mungkin ilmunya sederhana, tetapi sikap dan tutur katanya meneduhkan karena dilandasi oleh hikmah.

Yahya bin Mu‘adz ar-Razi di kesempatan lain juga mengingatkan kita tentang tingkatan para ahli ilmu:

“Manusia itu banyak, sementara yang menjadi ulama sedikit; ulama itu banyak, sementara ulama yang fukaha (pakar hukum) itu sedikit; fukaha itu banyak, sementara fukaha yang hukama (pakar kebijaksanaan) itu sedikit… perkataan ulama dapat membuat mata menangis, sedangkan perkataan hukama dapat membuat hati menangis.”

Pernyataan ini bukan untuk merendahkan para ulama atau ahli fikih, melainkan sebuah ajakan agar kita tidak berhenti hanya pada level mengetahui hukum halal dan haram. Kita diajak untuk menyelam lebih dalam menuju lautan hikmah, di mana setiap keputusan tidak hanya benar secara teks, tetapi juga membawa kebaikan dan rahmat bagi semesta.

Hadirin Rahimakumullah,

Lalu, siapakah orang saleh yang patut kita teladani agar kita dianugerahi hikmah? Al-Qur’an dan para ulama telah memberikan ciri-cirinya. Di antaranya sebagaimana dijelaskan oleh Hujjatul Haqq Abu ‘Ali bin Sina rahimahullah:

“Ia selalu gembira dan tersenyum… Ia menghormati anak kecil dengan rendah hati, sebagaimana ia menghormati orang tua… Ia tidak mengintip kelemahan orang, tidak pula mencari kesalahannya. Ia tidak marah, meski melihat kemungkaran sekalipun. Hal ini karena jiwanya telah diliputi cinta dan kasih sayang… Ia selalu memaafkan. Bagaimana ia tidak pemaaf, jika jiwanya sedemikian lapang untuk menampung segala kesalahan orang lain?”

Sifat-sifat inilah buah dari kebijaksanaan: hati yang lapang, jiwa yang pemaaf, dan pandangan yang penuh kasih sayang. Ini adalah cerminan dari pribadi yang tidak lagi sibuk mencari-cari kesalahan orang lain karena ia terlalu sibuk memperbaiki dirinya sendiri.

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ 

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali ‘Imran: 134)

Orang-orang saleh tidak hanya memperjuangkan kebenaran, tetapi juga berjuang agar kebenaran itu menjadi kebaikan dan kemaslahatan yang terus menerus.

Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah,

Puncak dari kesalehan dan sumber dari segala kebijaksanaan adalah ikhlas. Bukan sekadar ikhlas dalam beramal, tetapi ikhlas dalam mencintai Allah di atas segalanya. Seperti yang diajarkan oleh sufi besar Rabi‘ah al-‘Adawiyah, ia beribadah bukan karena mengharap surga atau takut neraka, melainkan murni karena cinta dan kerinduan untuk melihat wajah-Nya.

Inilah spirit yang ditegaskan Allah dalam firman-Nya di akhir surat Al-Kahfi:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan sesuatu dalam beribadat kepada-Nya.” (Q.S. al-Kahfi: 110).

Maka, marilah kita memulai perjalanan ini—perjalanan dari sekadar merasa paling benar, menuju pribadi yang baik dan bijaksana. Mari kita penuhi hati dengan meneladani akhlak orang-orang saleh. Mari kita sibukkan diri memperbaiki aib sendiri, bukan mengumbar aib sesama. Mari belajar memaafkan, melapangkan dada, dan menyebarkan kasih sayang.

Karena sesungguhnya, kebijaksanaan adalah anugerah terindah dari Allah, sebagaimana firman-Nya:

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang dianugerahi hikmah, sesungguhnya ia telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (Q.S. al-Baqarah: 269)

Semoga Allah Swt. membimbing kita semua untuk tidak hanya menjadi hamba yang tahu mana yang benar, tetapi juga menjadi hamba yang senantiasa berbuat baik dan bertindak dengan penuh kebijaksanaan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَرٍ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّdِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

أَقِمِ الصَّلَاةَ

Download file pdf: Khutbah Jumat: Melampaui Kebenaran – Menuju Kebaikan dan Kebijaksanaan


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: akhlak muliaHikmah Kehidupanilmu dan hikmahkhutbah jumat
Previous Post

Menghidupkan Syariat dengan Qiyās: Dari Air Beku Menuju Hujan Rahmat

Next Post

Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj 10: Ketika Islam Menjawab Keresahan Ekonomi

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj 10: Ketika Islam Menjawab Keresahan Ekonomi

Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj 10: Ketika Islam Menjawab Keresahan Ekonomi

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id