Khutbah Pertama
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي فَتَحَ بَابَ ٱلتَّوْبَةِ لِعِبَادِهِ، وَأَمَرَهُم بِٱلْإِقْبَالِ إِلَيْهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا ٱلْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى ٱللَّهِ، فَقَدْ فَازَ ٱلْمُتَّقُونَ
Hadirin jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji hanya milik Allah yang telah membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya, dan hanya kepada-Nya kita kembali. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Semoga salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, serta umat yang setia mengikuti petunjuknya hingga hari kiamat.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam. Salah satu bentuk ketakwaan yang sangat dianjurkan adalah taubat. Taubat merupakan jalan kembali kepada Allah setelah melakukan dosa dan kesalahan.
Menurut Syaikhina KH. Ahmad Rifa’i, taubat merupakan kewajiban bagi seorang hamba yang harus disegerakan (farḍu muḍayyaq), sebagaimana telah disampaikan dalam Kitab Abyānal Khawāij jilid 4:
اَلتَّوْبَةُ بِالذَّنْبِ وَاجِبٌ عَلَى الْفَوْرِ
Utawi wong tobat sabab ana dosane
Iku wajib atas pada temuli lakune
Haram ngakhiraken tan nana kaudzurane
Dadi haram nyela-nyelani Sunah nyengajane
Selain sebagai kewajiban yang harus disegerakan, taubat juga dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kita patut malu jika melakukan ibadah tidak sungguh-sungguh, sebagaimana Allah Swt. juga menciptakan manusia dan alam ini dengan sungguh-sungguh. Selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasuha).” (QS. At-Tahrim: 8)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap dari kita diperintahkan untuk bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh. Taubat nasuha adalah taubat yang tulus dari hati, penuh penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, serta bertekad kuat untuk tidak mengulanginya kembali.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, karena memang fitrah manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun, Allah yang Maha Penyayang membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Betapa luasnya rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya yang mau memperbaiki diri. Bahkan, Allah tidak hanya menerima taubat kita, tetapi juga mengganti dosa-dosa kita dengan kebaikan jika kita benar-benar bertaubat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا، فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ، وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal yang saleh, maka kejahatan mereka akan diganti oleh Allah dengan kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70)
Maka, jangan pernah merasa putus asa dari rahmat Allah, karena Allah Maha Penerima Taubat bagi siapa pun yang benar-benar menyesali perbuatannya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Berdasarkan Kitab Takhyirah Mukhtaṣar disebutkan bahwa taubat memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar diterima oleh Allah. Di antara syarat-syarat tersebut adalah:
- Berhenti dari perbuatan dosa tersebut secara langsung (mecat maksiat).
- Menyesali perbuatan dosa (nelongso).
- Berjanji untuk tidak mengulangi maksiat tersebut (ora neja mbaleni maring maksiat).
- Jika dosa tersebut terkait dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan haknya atau meminta maaf kepadanya (mengkono uga ghashab ing artane manungsa. Arep mangsulaken arta maring kang duwe utawa anjaluk ing halale. Lamon ridla maka lepas parkarane).
Semoga Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā memberikan kita kekuatan untuk selalu kembali kepada-Nya, mengakui kesalahan kita, dan memperbaiki diri. Karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, maka marilah kita memperbanyak taubat sebelum terlambat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ اللَّهِ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، إِنَّ التَّوْبَةَ بَابٌ عَظِيمٌ فَتَحَهُ اللَّهُ لِعِبَادِهِ، وَهُوَ بَابٌ لَا يُغْلَقُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، كَمَا جَاءَ فِي الْحَدِيثِ الشَّرِيفِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ» (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ). فَالْمُسْلِمُ مَأْمُورٌ أَنْ يُبَادِرَ بِالتَّوْبَةِ، وَأَنْ يُكْثِرَ مِنَ الِاسْتِغْفَارِ، وَلَا يُسَوِّفَ فِي ذَلِكَ، فَإِنَّ الْأَجَلَ آتٍ لَا مَحَالَةَ، وَكُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ. قَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ﴾ (البقرة: ٢٢٢)
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ، إِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى قَدْ وَعَدَ التَّائِبِينَ بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ، فَقَالَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ﴿قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ﴾ (الزمر: ٥٣)
فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ، سَارِعُوا إِلَى التَّوْبَةِ الصَّادِقَةِ، وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِينٍ، فَإِنَّ اللَّهَ يَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ، وَعُودُوا إِلَى اللَّهِ بِقُلُوبٍ صَادِقَةٍ وَأَعْمَالٍ صَالِحَةٍ، وَاعْلَمُوا أَنَّ الدُّنْيَا دَارُ عَمَلٍ، وَالْآخِرَةَ دَارُ جَزَاءٍ، فَمَنْ أَحْسَنَ فَلِنَفْسِهِ، وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَاكْتُبْنَا مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Download file pdf: Khutbah Jum’at: Pentingnya Taubat dalam Kehidupan Seorang Mukmin
Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra