Latar Belakang Kiai Muhammad Tuba
Kiai Muhammad Tuba adalah seorang ulama terkemuka dari Desa Purwosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Beliau dikenal memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat.
Puluhan tahun ia habiskan untuk menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa Timur. Dari pengalaman panjang tersebut, beliau memperoleh wawasan keislaman yang luas dan kedalaman spiritual yang mendalam. Oleh karena itu, keilmuannya membuat beliau dihormati para santri dan masyarakat sekitar.
Niat Menguji Keilmuan
Sebagai sosok yang percaya diri dengan kapasitas keilmuan dan spiritualitasnya, Kiai Muhammad Tuba tertarik untuk menguji seorang ulama besar pada masanya, yaitu KH. Ahmad Rifa’i. Ulama tersebut dikenal aktif berdakwah di Kalisalak, Limpung, Batang.
Menurut kisah yang berkembang di masyarakat, Kiai Muhammad Tuba menyatakan bahwa jika ia kalah dalam hal ilmu dan spiritualitas, maka ia bersedia menjadi murid setia KH. Ahmad Rifa’i.
Pertemuan dengan KH. Ahmad Rifa’i
Dengan niat yang kuat, Kiai Muhammad Tuba kemudian menemui KH. Ahmad Rifa’i. Keduanya berdiskusi panjang mengenai berbagai persoalan agama.
Pada akhirnya, Kiai Muhammad Tuba menerima ajaran KH. Ahmad Rifa’i dan menjadi salah satu muridnya. Dengan demikian, perjalanan ini menunjukkan bahwa ilmu dan spiritualitas selalu terbuka bagi siapa saja yang rendah hati untuk belajar dari sosok yang lebih alim.
Bukti dan Tradisi Lisan
Kisah pertemuan Kiai Muhammad Tuba dengan KH. Ahmad Rifa’i dikenal luas dalam tradisi lisan masyarakat. Namun, hingga kini belum ditemukan bukti tertulis yang resmi mendokumentasikan peristiwa tersebut.
Satu-satunya bukti yang menguatkan hubungan keduanya adalah sebuah surat dari KH. Ahmad Rifa’i kepada Kiai Muhammad Tuba. Surat ini dikenal dengan judul Layang kepada Kyai M. Tuba. Sayangnya, isi dan makna surat tersebut tidak dijelaskan secara rinci dalam sumber-sumber tertulis.
Dinamika Intelektual Ulama Nusantara
Peristiwa tersebut mencerminkan dinamika intelektual ulama Nusantara pada masa itu. Diskusi dan pengujian ilmu merupakan bagian dari tradisi akademik Islam.
Selain itu, kisah Kiai Muhammad Tuba juga menunjukkan betapa pentingnya tradisi lisan dalam membentuk narasi sejarah. Cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki peran besar, meskipun sering kali tanpa verifikasi historis yang kuat.
Inspirasi bagi Pencari Ilmu
Meskipun bukti tertulis terbatas, hubungan antara Kiai Muhammad Tuba dan KH. Ahmad Rifa’i tetap menjadi bagian penting dalam sejarah keilmuan Islam di Jawa.
Perjalanan Kiai Muhammad Tuba dapat menjadi inspirasi bagi para pencari ilmu. Oleh karena itu, sikap terbuka dalam menggali kebenaran dan memperkaya wawasan keagamaan menjadi pelajaran berharga dari kisah ini.
Penulis: Hamdi
Editor: Yusril Mahendra
©2025 Rifaiyahbatang.com
