Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Cerpen

Mas’ad dan Mbah Mad: Berkatalah Jujur Meskipun Pahit

Tim Redaksi by Tim Redaksi
November 3, 2025
in Cerpen
0
Mas’ad dan Mbah Mad

Salah satu gerai minimarket Indomaret dengan area parkir motor dan mobil di depannya, di bawah langit cerah siang hari. (Instagram @indomaret)

0
SHARES
20
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB, namun bel sekolah berbunyi (seluruh pelajaran hari ini telah selesai). Hari ini pulang cepat, tidak seperti biasanya yang pulang jam 14.30 WIB karena hari ini guru ada rapat. Maka dari itu, siswa selesai pelajaran lebih awal.

Mendengar itu, semua siswa kegirangan. Ada yang jingkrak-jingkrak, ada yang langsung memasukkan semua peralatan belajarnya tanpa peduli rapi atau tidak, dan ada yang langsung keluar kelas karena memang bawaannya praktis (asline tah cah ndableg). Namun, tiba-tiba dicegat oleh wali kelas sambil berkata:

“Iyaa… bali gasik… tapi ya kelase rapihi ndeset dan berdoa dulu…”

Semua pun kembali ke tempat duduk masing-masing lalu berdoa. Selesai berdoa, para siswa merapikan ruangan kelas lalu salim kepada wali kelas.

“Mas… PS-an set njoh… mumpung seh yahmene… wani pora?!”

Mas’ad ditantang temannya main PS. Agak malas sih, tapi pernyataan dari temannya wani pora membuat adrenalin Mas’ad tertantang.

“Gas!! Turah kendel!!” jawab Mas’ad menyanggupi tantangan temannya.

Pukul 15.30 WIB, selesai jamaah Asar, seperti biasa Mbah Mad akan melakukan rutinitas sore hari: nyantai di teras sambil nyanding kitab Riayah Himmah, mbuh diwoco pora, pokok sing penting nyanding Riayah.

Baru mengambil kitab di lemari, tiba-tiba ada suara salam dari luar.

“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam… hee laa, nang apa kowe ndung bali-bali ko pipine abang, tukaran yo mbi kancane…”

Ternyata itu Mas’ad, pulang sekolah dengan pipi kirinya yang merah entah kenapa. Mas’ad pun salim ke Mbah Mad dan menatap wajah beliau yang masih penasaran dengan apa yang terjadi. Mas’ad duduk sambil pasang muka murung sebel. Mbah Mad pun duduk di depan Mas’ad sambil masih memegang kitab Riayah dan menunggu jawaban.

“Nek jare Simbah, berkatalah jujur meskipun pahit… kuwi jebul temenan, Mbah… paiiit temenan…”

“Betul itu, lebih tepatnya dawuhe Sayyidina Ali:

قل الحق ولو كان مرا

Berkatalah jujur meskipun pahit.

Lha kowe nang apa kok mara-mara ndalil kokuwi?” jawab Mbah Mad lalu meletakkan kitab Riayah di meja.

“Sekolahan kan bubar gasik, jam siji. Nah, Mas ora langsung wangsul, tapi PS-an ndeset kaleh rencang. Bar PS-an, Mas dewenan mampir Indomaret arep tumbas seger-seger. Lha pas lagi ndelok-ndelok, mara-mara lewatlah ibu-ibu sosialita hijaber, celana jeans, make up menor, wangi semerbak, terus mandeg nggon sabun-sabun. Tak sawang-sawang, ada yang aneh dengan outfit-nya, lalu Mas mencoba memberanikan diri mendatanginya dan menyampaikan keanehan outfit yang dipakainya…”

“Bu… ngapunten… resleting-e kebuka…”

“Ibu-ibue noleh mengisor raah… lah kok mara-mara…”

PlaKk!! — “Ora sopan!!”

“Mas dikepret seru teya, bar kuwi wonge ngaleh langsung metu kadi Indomaret.”

“Hahaha… pancen pait temenan tah kuwi… pait… pait… hahaha…”

Mbah Mad pun tertawa terpingkal-pingkal mengejek karea mendengar cerita konyol dari cucunya, sedangkan Mas’ad nyengir sambil memegangi pipi kirinya.

“Sakit sih enggak, Mbah… tapi malunya itu loo… dideloki mbak-mbak Indomaret maning karo podo ngempet ngguyu.”

“Hahaha ya Allah, ana-ana bae kye ocah… hahaha…”

Baca Juga: Mas’ad dan Mbah Mad: Setan Budeg


Penulis: Hikman Adli
Editor: Yusril Mahendra

Tags: cerita lucuCerita PendekCerpenjujurkejujuranMas'ad dan Mbah Mad
Previous Post

Batik Rifaiyah: Pelajaran Abadi dari Batang tentang Pemberdayaan dan Kearifan Lokal

Tim Redaksi

Tim Redaksi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id