Latar Belakang dan Pendidikan
Mbah Ilham berasal dari Kalipucang. Sejak muda, ia telah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu agama. Ia kemudian berguru kepada KH. Ahmad Rifa’i di Kalisalak. Selama masa belajar, ia mendalami ilmu tafsir Al-Qur’an, hadis, fikih, dan tasawuf.
Salah satu ajaran penting dari KH. Ahmad Rifa’i adalah sikap kritis terhadap ketidakadilan, baik yang dilakukan penjajah Belanda maupun penguasa lokal yang bersekongkol dengan mereka. Setelah merasa cukup menimba ilmu, Mbah Ilham kembali ke kampung halamannya untuk mengajarkan ajaran gurunya.
Dengan penuh semangat, ia menanamkan nilai Islam yang murni dari bid’ah dan khurafat. Ia juga mengajarkan bahwa umat Islam harus mandiri dalam beragama tanpa intervensi penguasa kolonial.
Peran dalam Penyebaran Ajaran Rifa’iyah
Sebagai seorang alim, Mbah Ilham dikenal sederhana tetapi tegas dalam menegakkan prinsip Islam. Melalui pengajian yang ia selenggarakan, banyak masyarakat tertarik memperdalam agama.
Dalam pengajarannya, ia tidak hanya membahas akidah dan ibadah, tetapi juga menanamkan semangat perjuangan melawan kolonialisme. Di bawah bimbingannya, ajaran Rifa’iyah berkembang pesat di Kalipucang dan sekitarnya.
Ciri khas ajaran Rifa’iyah yang ia ajarkan adalah:
- Kemandirian dalam beragama.
- Menolak campur tangan asing dalam urusan Islam.
- Memperjuangkan keadilan di tengah masyarakat.
Kisah Mbah Ilham dan Kyai Tuba
Salah satu peristiwa penting adalah ketika Kyai Muhammad Tuba dari Kendal tersungkur saat mengadu kesaktian dengan Mbah Rifa’i di Pondok Pesantren Kalisalak. Pada saat itu, Mbah Ilham dengan sigap membopong Kyai Tuba.
Peristiwa ini menjadi bukti kepedulian Mbah Ilham terhadap sesama murid, sekaligus memperkuat keyakinan para pengikut Rifa’iyah terhadap ajaran sang guru.
Tantangan dan Perjuangan
Dalam menyebarkan ajaran Rifa’iyah, Mbah Ilham menghadapi banyak tantangan. Ia kerap mendapat tekanan dari penjajah Belanda dan tokoh lokal yang merasa terancam.
Namun, ia tetap melanjutkan dakwah dengan cara damai. Ia lebih menekankan pendidikan dan pembinaan moral, sehingga ajarannya diterima baik oleh masyarakat Kalipucang dan sekitarnya.
Warisan dan Pengaruh
Warisan perjuangan Mbah Ilham masih terasa hingga kini. Ajaran Rifa’iyah yang ia sebarkan tetap hidup, terutama nilai tauhid dan semangat menjaga Islam dari pengaruh luar.
Metode dakwahnya yang lugas, sederhana, dan penuh makna menjadi inspirasi bagi banyak ulama setelahnya. Sebagai murid KH. Ahmad Rifa’i, kontribusi Mbah Ilham turut memperkaya sejarah perjuangan Islam di Nusantara.
Mbah Ilham, yang juga dikenal sebagai Syekh Kyai Ilham, dimakamkan di Kalisalak, Kecamatan Batang, sekitar 2 km dari Kalipucang. Perjuangannya menjadi bukti bahwa ulama tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga pemimpin spiritual yang membentuk peradaban umat.
Penulis: Hamdi
Editor: Yusril Mahendra
©2025 Rifaiyahbatang.com