BATANG – Museum KH Ahmad Rifa’i yang berada di Desa Kalisalak, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, didirikan di lahan bekas pesantren tokoh pahlawan nasional tersebut. Keberadaannya kini menjadi daya tarik wisata religi, karena beberapa peninggalan KH Ahmad Rifa’i juga terdapat di desa itu, seperti masjid tua di Kalisalak.
“Tanahnya dulu sudah ditempati masyarakat. Museum belum ada isinya, baru berupa tempat transit, karena idealnya isinya adalah kitab-kitab beliau,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Rifaiyah, KH Mukhlisin Muzarie.
Pembangunan museum dimulai pada tahun 2017. Lokasinya berada di daerah berbukit dengan sungai yang cukup dalam. Karena lahan sudah digunakan masyarakat, pembebasan lahan dilakukan dalam empat tahap hingga mencapai luas sekitar 7 ribu meter persegi.
“Kalisalak itu pedesaan sekali dan letaknya di jurang. Namun para kiai memilih mendirikan pesantren di tempat jauh seperti itu untuk mendapatkan ketenangan,” imbuhnya.
Kalisalak Sebagai Destinasi Wisata Religi
Kepala Desa Kalisalak, Setiadi, menjelaskan bahwa desanya kini berkembang menjadi destinasi wisata religi. Sejarah perjuangan KH Ahmad Rifa’i sebagai pahlawan nasional digali bersama sejarah awal berdirinya Desa Kalisalak dan Masjid Kalisalak.
Masjid Kalisalak menjadi salah satu saksi bisu perjuangan KH Ahmad Rifa’i. Di dinding masjid tersebut terdapat tujuh ukiran kaligrafi buatan beliau. Meski bukan pendiri, KH Ahmad Rifa’i berperan besar dalam merehabilitasi dan menghidupkan kembali masjid itu.
Beberapa waktu lalu diketahui bahwa Masjid Kalisalak telah berdiri sejak tahun 1610 M, pada masa Mbah Qidam Muhammad. Silsilahnya runtut hingga ke putranya, Mbah Ibrahim, lalu Habib Umar, hingga ke era KH Ahmad Rifa’i pada tahun 1800-an, dan terus berlanjut hingga ulama sekarang.
Tradisi dan Ziarah di Desa Kalisalak
Desa Kalisalak rutin menjadi tujuan ribuan peziarah dari berbagai daerah pada momen tertentu. Misalnya saat Maulid Nabi dan Haul di bulan Muharram. Selain itu, setiap 10 November masyarakat setempat mengadakan kirab merah putih dan kegiatan wawasan kebangsaan.
Penulis: Hamdi
Editor: Yusril Mahendra
©2025 Rifaiyahbatang