Demak, Jum’at 19 April 2025 – Gedung Sekretariat Rifa’iyah di Desa Bomo Getas, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, menjadi saksi digelarnya Pengajian Selapanan Jumat Kliwon perdana oleh Pimpinan Daerah (PD) Rifa’iyah Kabupaten Demak. Kegiatan yang dimulai pada pukul 14.00 WIB ini menjadi langkah awal dari agenda rutin setiap Jumat Kliwon yang akan digelar selapan sekali.
Sebagai edisi perdana, antusiasme luar biasa ditunjukkan oleh warga Rifa’iyah dari berbagai desa. Tercatat lebih dari 300 jamaah hadir dari Desa Surodadi, Bunderan, dan Bomo Getas, yang datang dengan semangat tinggi untuk mempererat silaturahmi dan menyegarkan kembali nilai-nilai perjuangan keagamaan ala Rifa’iyah.
Acara Perdana yang Penuh Makna
Meski merupakan edisi pertama, kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan tertib. Agenda ini diharapkan menjadi tonggak awal lahirnya budaya kajian rutin berbasis kitab tarajumah yang terus hidup dan berkembang di kalangan warga Rifa’iyah Demak.
“Ini adalah awal yang baik. Semoga bisa berlanjut secara istiqamah dan menjadi sumber ilmu serta ukhuwah yang kokoh,” ujar Ketua PD Rifa’iyah dalam sambutannya.
Menurut Pimpinan PD, tujuan utama dari kegiatan ini adalah mempererat hubungan antar warga Rifa’iyah, sekaligus memperkenalkan kepada publik bahwa warga Rifa’iyah memiliki tradisi keilmuan yang khas dan terstruktur.
Rangkaian Acara: Syair Nadhoman, Ratibul Haddad, dan Kajian Kitab

Acara diawali dengan pembacaan syair nadhoman karangan Syaikh KH Ahmad Rifa’i, yang dibacakan dengan penuh penghayatan oleh para peserta. Syair-syair ini mengandung ajaran akhlak, tauhid, dan semangat perjuangan yang telah diwariskan turun-temurun.
Kemudian, seluruh jamaah bersama-sama melantunkan Ratibul Haddad, dzikir wirid yang disusun oleh Imam Abdullah Al-Haddad, seorang ulama besar dari Hadhramaut. Ratib ini membawa suasana khusyuk dan khidmat yang menyejukkan hati. Dzikir bersama ini menjadi momentum spiritual yang mengikat hati para jamaah dalam lantunan dzikir yang penuh keikhlasan.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan resmi dari Ketua PD Rifa’iyah Kabupaten Demak, yang menekankan pentingnya silaturahmi dan semangat pembelajaran kolektif. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan bahwa pengajian ini akan menjadi ruang bersama untuk menggali ilmu, berdiskusi, dan mempererat ikatan antar warga Rifa’iyah.
Puncak acara adalah kajian Ushuluddin dari kitab Riayatal Himmah, salah satu karya monumental Syaikh Ahmad Rifa’i. Kajian difokuskan pada aspek tauhid, sebagai fondasi keimanan yang kokoh. Materi disampaikan dengan gaya interaktif dan disertai penjelasan konteks kehidupan modern, sehingga memudahkan jamaah dari berbagai kalangan untuk memahami isi kitab secara mendalam.
Suasana Hangat dan Jamaah dari Berbagai Desa

Kegiatan ini tidak hanya diramaikan oleh tokoh-tokoh organisasi, tetapi juga oleh warga biasa, pemuda, hingga para sesepuh dari tiga desa. Jamaah datang sejak siang hari, sebagian bahkan ikut membantu persiapan acara—mulai dari merapikan tempat, menyiapkan konsumsi, hingga mengatur tempat duduk jamaah.

Antusiasme tersebut menunjukkan bahwa warga Rifa’iyah memiliki semangat yang tinggi dalam menyambut kegiatan yang bersifat ukhuwah dan keilmuan. Banyak peserta menyatakan bahwa acara ini menjadi momen istimewa yang mempertemukan saudara-saudara seiman yang jarang bertemu.
Tokoh-Tokoh yang Hadir
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh penting organisasi, di antaranya:
-
Pimpinan Daerah Rifa’iyah Kabupaten Demak
-
Para pengurus tingkat desa
-
Sesepuh dan warga Rifa’iyah dari masing-masing desa
Mereka tidak hanya menjadi simbol kehadiran organisasi, tetapi juga memberikan arahan strategis agar pengajian selapanan ini bisa menjadi platform dakwah dan pendidikan yang terus berkembang.
Penutup
Pengajian Selapanan Jumat Kliwon perdana PD Rifa’iyah Kabupaten Demak menjadi momen bersejarah dalam perjalanan dakwah lokal. Ia tidak hanya menghadirkan pengajian kitab tarajumah karangan Syaikh KH Ahmad Rifa’i, tapi juga mempertemukan hati-hati yang rindu akan ilmu, silaturahmi, dan kebersamaan.
Diharapkan, dengan istiqamah dan sinergi antar warga serta dukungan para tokoh, pengajian ini bisa menjadi poros baru penguatan akidah, keilmuan, dan peran sosial warga Rifa’iyah di Demak dan sekitarnya.