MIWITI HAMBA
Kyai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad menulis karyanya dengan bahasa Jawa “miwiti” artinya memulai. Selanjutnya beliau menyampaikan cara mengungkapkannya dalam bahasa lokal “tarajumahan” artinya menggunakan terjemah bahasa Jawa, dan dengan “nadzaman” artinya berupa sya’ir. Kiranya perlu dijelaskan bahwa Kyai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad menyusun kitab Tarajumah tersebut tidak menyalin atau menterjemahkan dari kitab-kitab Arab ke dalam bahasa Jawa, melainkan menyusun karya-karya dari literatur berbahasa Arab kemudian dituangkan dalam bahasa Jawa. Dalam buku berjudul Metode Pengajaran Kitab Tarajumah (MPKT) ini berusaha untuk melacak sumber-sumber yang berasal dari kitab-kitab berbahasa Arab, meskipun hanya sebagian kecil saja yang dapat disajikan. Kyai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad memulai menulis karyanya sebagai berikut:

ARTI KATA
- Allah, adalah nama dzat yang wajibul wujud, dzat yang hidup, yang maha sempurna, maha pencipta, maha mengawasi dan lebih dekat dari ada-Nya pada urat leher.
- Ar-Rahman, murah kadunyan. Artinya sifat kasih sayang Allah di dunia meliputi orang mukmin dan orang kafir, orang taat dan ahli maksiat serta meliputi semua makhluk yang lain.
- Ar-Rahim, asih ing wong mukmin sawargo pinaringan besuk teka akhirat. Artinya kasih sayang Allah khusus kepada orang mukmin di akhirat. Lafal Ar-Rahman dan Ar-Rahim termasuk nama Allah (Asma’ul Husna) oleh karena itu tidak boleh digunakan untuk nama orang kecuali diberi tambahan “Abdu (Hamba)” di depannya menjadi Abdurrahman atau Abdurrahim.
SYARAHAN
Kyai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad mulai menulis kitabnya dengan basmalah tafa’ulan kepada Kitabullah Al-Qur’an yang dimulai dengan basmalah, dan mengikuti petunjuk dari junjungan Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya:
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِحَمْدِ اللَّهِ فَهُوَ أَقْطَعْ وَيُرْوَى بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
رَوَاهُ أَبُوْدَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهْ وَحَسَّنَهُ ابْنُ الصَلَاح
“Setiap perkara yang penting memiliki nilai kemuliaan yang tidak dimulai dengan hamdalah maka terputus (barokahnya), dan juga diriwayatkan (yang tidak dimulai) dengan bismillahirrahmanirrahim”. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majjah, Ibnu Shalah memandang hadits tersebut sebagai hadits hasan).

ARTI KATA
- Puji atau memuji artinya menyatakan sifat-sifat yang indah dan baik.
- Hidayah menurut bahasa artinya petunjuk. Adapun menurut istilah artinya jalan yang lurus atau shiratal mustaqim.
- Hidayah ada lima macam, pertama hidayatul fithri, yaitu petunjuk naluri atau insting, contohnya bayi menangis menunjukkan sakit atau lapar ingin netek. Kedua hidayatul hawas, yaitu petunjuk panca indra: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan perasa. Ketiga hidayatul aqli, yaitu petunjuk akal yang dapat mengoreksi petunjuk indra, seperti mata melihat gunung tampak indah dan rata, melihat jalan kereta tampak mengecil dikoreksi oleh akal. Keempat hidayatul Qur’an, yaitu memberi petunjuk jalan yang lurus dan jalan yang menyimpang. Dan kelima hidayatullah, petunjuk Allah, inilah yang dimohon oleh orang-orang mukmin dalam setiap salatnya, karena banyak orang yang sudah memahami petunjuk al-Qur’an tetapi tidak mengamalkannya. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua dan kepada warga Rifa’iyah sehingga semuanya selamat, baik di dunia maupun di akhirat.
SYARAHAN
Segala puji hanya milik Allah, dan dalam prakteknya ada beberapa macam, yaitu ada empat:
- Puji Qadim ‘alal Qadim: Allah memuji diri-Nya. Contoh dalilnya: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
- Puji Qadim ‘ala Hadist, Contoh dalilnya: “نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ”
- Puji Hadist ‘alal Qadim, Contoh dalilnya: “نِعْمَ الْمَوْلَي وَنِعْمَ النَّصِيْرِ”
- Puji Hadist ‘alal Hadist, Contoh dalilnya: “أَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيُّ بَابُهَا”
Sesungguhnya hidayah itu datangnya dari Allah Swt. Tidak ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk selain Allah Swt sendiri (إِنْ هُدَى اللَّهُ).
Penyusun: KH. Muhammad Toha, KH. Muhammad Abidun, Lc, KH. Sodikin, M.Pd.I, KH. Ahmad Rifa’i
Editor: Ahmad Zahid Ali
Sumber : Metode Pengajaran Kitab Tarajumah (Ri’ayah al-Himmah).
Penerbit : UMRI Kab. Pati