Pengertian Iman kepada Malaikat
Rukun iman yang kedua ialah iman kepada para malaikat.
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan untuk menjadi hamba yang mengabdi kepada Allah seperti halnya manusia dan jin. Bedanya, malaikat memiliki iman matbhu, artinya iman sebagai karakter murni yang tunduk dan patuh kepada perintah Allah serta tidak akan berbuat salah atau maksiat.
Allah berfirman dalam QS. Fathir (35): 1 sebagai berikut:
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍۢ مَّثْنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Hakikat Malaikat Menurut Ulama
Dalam kitab Qami’ Ath-Thughyan disebutkan pengertian malaikat sebagai berikut:
“Mereka adalah jasad-jasad yang halus, memiliki ruh, dan diberi kemampuan oleh Allah untuk berubah-ubah bentuk yang baik. Mereka tidak makan, tidak minum, tidak menikah, tidak melahirkan anak, tidak tidur, amal-amal mereka tidak ditulis, dan mereka tidak dihisab. Mereka dikumpulkan bersama manusia dan jin (saat hari Mabsyar). Mereka masuk surga dan merasakan nikmat-nikmat di dalamnya sesuai dengan kehendak Allah.” (Qami’ Ath-Thughyan, karya Syekh Nawawi al-Bantani).
Sayap dan Keistimewaan Malaikat
Syekh Ahmad Rifa’ie menjelaskan pengertian ayat di atas bahwa Allah menciptakan malaikat dengan sayap, ada yang dua, ada yang tiga, ada yang empat, bahkan mungkin lebih dari itu sesuai dengan kehendak-Nya.
Tugas-Tugas Malaikat Utama
Selanjutnya beliau menjelaskan tugas-tugas para malaikat, yaitu:
- Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul.
- Malaikat Mikail bertugas menurunkan hujan.
- Malaikat Israfil meniup sangkakala kelak di hari kiamat.
- Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa.
Malaikat yang Harus Diketahui
Setiap orang mukmin wajib mengetahui dan mengimani para malaikat serta tugas-tugasnya secara global, terutama malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail sebagaimana disebutkan di atas.
Syekh Ahmad Rifa’ie juga menerangkan malaikat lain yang harus diketahui, antara lain:
- Malaikat pencatat kebaikan (Raqib atau Hasanah).
- Malaikat pencatat keburukan (Atid atau Sayi’ah).
- Malaikat penjaga surga (Ridwan).
- Malaikat penjaga neraka (Malik).
- Malaikat penanya di alam kubur (Munkar dan Nakir).
- Malaikat yang menjaga manusia sehari-hari (Hafazhah).
Malaikat Penjaga Manusia
Syekh Ahmad Rifa’ie mengutip QS. Ar-Ra’d (13): 11 yang menerangkan adanya malaikat yang bertugas mengawal manusia:
مُعَقَّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.”
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia dijaga oleh sepuluh malaikat secara bergiliran, antara malaikat penjaga siang dan malaikat penjaga malam, ditambah dua malaikat pencatat amal. Tugas mereka bergantian pada waktu subuh dan asar.
Ketaatan Malaikat kepada Allah
Syekh Ahmad Rifa’ie juga mengutip QS. At-Tahrim (66): 6 sebagai berikut:
لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“(Mereka) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Beliau menerangkan makna ayat tersebut sebagai berikut:
Malaikat adalah makhluk yang paling patuh kepada Allah dan tidak melanggar perintah-Nya karena mereka tidak memiliki hawa nafsu.
Kisah Malaikat Harut dan Marut
Adapun kisah Harut dan Marut, ketika turun ke bumi (antara lain untuk menjadi hakim), Allah menambahkan hawa nafsu kepada keduanya sehingga sifat malaikatnya hilang.
Menurut Ibnu Hajar:
“Jawaban mengenai kemusykilan Harut dan Marut, kemaksuman malaikat itu selama masih dalam sifat malaikat. Adapun ketika telah berpindah kepada sifat manusia, maka kemaksuman tidak berlaku.” (Az-Zawajir, 2/172).
Menurut Ibnu Katsir, Harut dan Marut adalah malaikat yang diturunkan ke bumi, lalu keduanya jatuh dalam kemaksiatan. Namun hal ini adalah pengkhususan, sehingga tidak bertentangan dengan kemaksuman malaikat.
“Banyak ulama salaf berpendapat bahwa sesungguhnya keduanya (Harut dan Marut) adalah malaikat dari langit, dan bahwasanya keduanya diturunkan ke bumi lalu terjadilah apa yang telah terjadi pada keduanya. Mengenai ini ada sebuah hadis marfu’ yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya sebagaimana yang akan kami sampaikan, insya Allah. Dengan demikian, cara menjamakkan antara peristiwa ini dengan kemaksuman malaikat adalah kejadian dua malaikat ini telah diketahui oleh Allah (dalam ilmu azali). Dengan demikian, peristiwa Harut dan Marut ini adalah pengkhususan sehingga tidak terjadi pertentangan atau ta’arudh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 23:9).
Hukum Beriman dan Mencintai Malaikat
Mencintai malaikat hukumnya wajib sesuai tuntunan, sedangkan membencinya hukumnya kafir. Dalilnya adalah firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah (2): 98:
مَن كَانَ عَدُوًّۭا لِّلَّهِ وَمَلَـٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوٌّۭ لِّلْكَـٰفِرِينَ
“Siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.”
Sifat-Sifat Malaikat
Di antara sifat malaikat ialah tidak laki-laki, tidak perempuan, dan tidak banci. Orang yang menyifati malaikat dengan laki-laki dihukumi fasik. Menyifati malaikat dengan perempuan dihukumi kafir, terlebih lagi menyifatinya dengan banci, hukumnya kafir (Syekh Bajuri, Hasyiyah Tuhfatul Murid, hlm. 78).
Baca sebelumnya: Penjelasan Kitab Ri’ayah al-Himmah 13: Pengertian Rukun Iman
Penyusun: KH. Muhammad Toha, KH. Muhammad Abidun, Lc, KH. Sodikin, M.Pd.I, KH. Ahmad Rifa’i
Editor: Yusril Mahendra
Sumber: Metode Pengajaran Kitab Tarajumah (Ri’ayah al-Himmah)
Penerbit: UMRI Kab. Pati
