Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Nadhom

Penjelasan Kitab Ri’ayah al-Himmah 19: Iman kepada Hari Kiamat (Bagian 2)

Tim Redaksi by Tim Redaksi
December 4, 2025
in Nadhom
2
Iman kepada Hari Kiamat
0
SHARES
21
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Adapun tanda-tanda kiamat ṣughrā (kiamat kecil) banyak sekali, antara lain ialah:

  1. Apabila anak menjadi tuan bagi ibunya.
  2. Orang-orang yang asalnya sangat miskin menjadi kaya raya dan pemimpin manusia.
  3. Berlomba-lomba menciptakan bangunan yang tinggi.
  4. Zina dilakukan secara terang-terangan.
  5. Tanah Arab kembali menjadi hijau dan banyak sungai.

KH. Ahmad Rifa’i menjelaskan kiamat ṣughrā sebagai berikut:

Perkara-perkara yang tidak rusak ketika kiamat terjadi antara lain:

  1. Ruh
  2. ‘Ajbudz-Dzanab atau tulang ekor
  3. Surga dan seisinya
  4. Neraka dan seisinya

Syekh Ibrahim Al-Bajuri dalam kitab Tuhfatul Murid halaman 102, mengutip dari Imam Jalaluddin, mengatakan ada delapan perkara yang tidak rusak saat hari kiamat, antara lain:

  1. ‘Arsy
  2. Al-Kursi
  3. Surga
  4. Neraka
  5. ‘Ajbudz-Dzanab
  6. Ruh
  7. Lauhul Mahfūdz
  8. Al-Qalam

Setelah Allah mematikan seluruh makhluk kemudian Allah menghidupkan kembali untuk melaksanakan proses selanjutnya. Hari itu disebut Yaumul Ba‘ats, artinya hari kebangkitan.

والبعث عبارة عن إحياء الموتى وإخراجهم من قبورهم بعد جمع الأجزاء الأصلية

Al-Ba‘ats ialah suatu ungkapan dari menghidupkan orang-orang yang mati dan mengeluarkannya dari kubur setelah terkumpulnya bagian-bagian tubuh yang asli.

Dalam QS Al-Hajj, 22:7 Allah berfirman:

وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌۭ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِى ٱلْقُبُورِ

“Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”

والحشر عبارة عن سوقهم جميعا إلى الموقف، وهو الموضع الذي يقفون فيه من أرض القدس المبدلة التي لم يعص الله عليها لفصل القضاء بينهم

Al-Hasyr ialah suatu ungkapan tentang digiringnya semua makhluk menuju Mauqif, yaitu tempat di tanah Al-Quds (bagian dari Negeri Syam atau Suriah sekarang) yang telah diganti dengan tanah suci untuk memutuskan perkara-perkara semua makhluk.

Dalam suatu riwayat Nabi SAW bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَومَ القِيامَةِ علَى أرْضٍ بَيْضاءَ عَفْراءَ، كَقُرْصَةِ نَقِيٍّ. قالَ سَهْلٌ أوْ غَيْرُهُ: ليسَ فيها مَعْلَمٌ لأحَدٍ

“Pada hari kiamat manusia dikumpulkan di atas tanah putih cemerlang bagaikan roti yang bersih.” Kata Sahal, di sana tak ada satu tanda pun bagi seseorang. (HR Bukhari Muslim)

Al-Mīzān adalah hari ditimbangnya amal baik dan buruk.

هو ميزان واحد علي الراجح له قصبة وعمود وكفتان كل منهما أوسع من أطباق السموات والأرض

Timbangan amal hanya satu. Demikian menurut qoul yang rājih (pendapat yang kuat). Bentuknya seperti timbangan di dunia, besarnya lebih besar daripada langit dan bumi. Timbangan amal baik yang berat ke atas. Kurang lebih seperti gambar berikut ini.

Proses kiamat berlangsung selama 50 ribu tahun, sama halnya jarak tempuh antara ‘Arsy dan Asfalus Sāfilīn (dasar bumi ke-7). Hal ini dirasakan oleh orang-orang kafir. Adapun bagi orang-orang yang beriman maka terasa lebih ringan daripada salat lima waktu ketika di dunia, seperti yang disampaikan Nabi dalam hadisnya.

Dari Abu Sa‘id RA, ia berkata: “Rasulullah SAW pernah ditanya tentang hari yang lamanya lima puluh ribu tahun, ‘Betapa lamanya hari ini.’ Maka beliau menjawab: ‘Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya hari itu diringankan atas orang mukmin hingga lebih ringan baginya daripada salat wajib yang dilakukannya di dunia.’”

Disebutkan dalam hadis bahwa sesungguhnya Allah SWT membuat jembatan di tengah-tengah neraka Jahannam berupa sentheng atau jembatan yang sangat panjang. Jembatan tersebut panjangnya sejauh perjalanan 3.000 tahun: seribu tahun perjalanan ke atas, seribu tahun perjalanan ke bawah, dan seribu tahun lagi perjalanan mendatar. Jembatan yang lebih kecil daripada sehelai rambut itu lebih tajam dari mata pedang. Semua makhluk akan melaluinya. Saat melalui jembatan tersebut, setiap makhluk akan melewatinya dengan kecepatan yang berbeda-beda: ada yang secepat kilat, ada yang seperti angin, ada yang seperti belalang, semut, bahkan ada yang terjatuh ke dalam neraka karena besarnya maksiat orang tersebut.

Mengenai ukuran jembatan tersebut, ada beberapa pandangan dari para ulama:

  1. Lebih kecil daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang sebagaimana tersebut di atas.
  2. Jembatan tersebut lebar dan mempunyai dua lajur: kanan ke arah surga dan jalur kiri ke arah neraka.
  3. Besar dan kecilnya jembatan sesuai dengan kadar cahaya masing-masing orang dan cahaya setiap orang tidak melampaui cahaya orang lain. (Tuhfatul Murid, hlm. 112)

Perjalanan seorang hamba melewati jembatan di atas neraka Jahannam dapat lebih cepat karena ikhlas dalam menjalankan taat dan selalu cepat bertobat ketika terjatuh dalam dosa. Hal ini sesuai dengan apa yang tersebut dalam banyak hadis, antara lain artinya sebagai berikut:

“Dari Abi Az-Za‘za‘a, ia berkata: ‘Abdullah bin Mas‘ud berkata: “Allah SWT memerintahkan pemasangan jembatan lalu dipasangkan di atas Jahannam. Lalu manusia melewatinya secara berkelompok-kelompok sesuai dengan amal-amal mereka. Yang paling awal melintas seperti kilat yang menyambar, kemudian seperti perjalanan angin, seperti perjalanan burung, seperti perjalanan hewan yang paling cepat dan seterusnya. Hingga seseorang melintas dengan berlari dan ada yang berjalan, dan yang terakhir adalah seseorang yang berjalan dengan perutnya. Ia berkata: ‘Wahai Tuhanku, mengapa Engkau membuatku lambat?’ Allah SWT menjawab: ‘Aku tidak membuatmu lambat, sesungguhnya yang membuatmu lambat adalah amalmu sendiri.’” (Az-Zuhd, hadis nomor 318)

Adapun bagi orang kafir maka akan tercebur ke dalam neraka. Kesimpulan: di antara perkara gaib yang wajib diimani adalah Aṣ-Ṣirāṭ (jembatan di atas neraka Jahannam). Setiap manusia akan melewatinya. Cepat dan lambatnya atau selamat dan tidaknya tergantung amal yang telah dilakukannya di dunia. Ada yang selamat yaitu orang-orang mukmin yang lebih banyak amal salehnya; ada yang tercebur ke dalam neraka kemudian keluar darinya yaitu orang-orang mukmin yang dikehendaki Allah disiksa dulu; dan ada yang tercebur ke dalamnya selama-lamanya yaitu orang-orang kafir dan munafik. Wal-‘iyādzu billāh.

Salah satu perkara gaib yang wajib diimani adalah surga dan neraka. Surga bagi orang-orang mukmin dan neraka bagi orang-orang kafir dan munafik. Surga dan neraka telah diciptakan oleh Allah SWT dengan dalil dari Nabi Adam dan Ibu Hawa yang dahulu menghuni surga. Menurut mayoritas ulama, surga di atas langit ketujuh dan di bawah ‘Arsy, sedangkan neraka berada di bawah bumi ketujuh (Tuhfatul Murid).

Nama-nama dan tingkatan surga adalah sebagai berikut:

  1. Surga Al-Firdaus
  2. Surga ‘Adn
  3. Surga Al-Khuld
  4. Surga An-Na‘īm
  5. Surga Al-Ma‘wā
  6. Surga Dārussalām
  7. Surga Dārul Jalāl

Sedangkan nama-nama dan tingkatan neraka adalah sebagai berikut:

  1. Jahannam, untuk orang mukmin yang berdosa
  2. Laẓā, untuk orang Yahudi
  3. Al-Khuthamah, untuk orang Nasrani
  4. As-Sa‘īr, untuk kaum Shābi’īn yaitu sekelompok dari kaum Yahudi
  5. Saqar, untuk kaum Majusi
  6. Al-Jaḥīm, untuk para penyembah berhala
  7. Al-Hāwiyah, untuk kaum munafik (lihat: Tuhfatul Murid)

Dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang mukmin yang menghuni surga tidak mempunyai keinginan untuk pindah ke tempat lain. Artinya bahwa surga yang diberikan oleh Allah SWT sangat memuaskan.

Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa firman Allah SWT tersebut mengingatkan rasa senang dan sukacita mereka di dalam surga yang diberikan oleh Allah. Apabila dibandingkan dengan kebiasaan seseorang yang tinggal di suatu tempat, lama-lama akan merasakan kebosanan, namun di surga mereka tidak pernah merasa bosan. Maka Allah mengabarkan bahwa kelanggengan mereka di dalam surga tidak menjadikan mereka ingin berpindah ke tempat lain karena merasa bosan (lihat: Tafsir Ibnu Katsir).

Baca sebelumnya: Penjelasan Kitab Ri’ayah al-Himmah 18: Iman kepada Hari Kiamat


Penyusun: KH. Muhammad Toha, KH. Muhammad Abidun, Lc, KH. Sodikin, M.Pd.I, KH. Ahmad Rifa’i
Editor: Yusril Mahendra

Sumber: Metode Pengajaran Kitab Tarajumah (Ri’ayah al-Himmah)
Penerbit: UMRI Kab. Pati

Tags: hari kiamatKitab TarajumahMPKTRiayatal Himmahrukun iman
Previous Post

PW Rifa’iyah DKI Jakarta Hadiri Undangan Kesbangpol Bahas Penguatan Ketahanan Ekonomi Daerah

Next Post

Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj 21 :Tasarruf yang Tertahan, Memahami Hijr dalam Pandangan Fiqih Tasyrihah

Tim Redaksi

Tim Redaksi

Next Post
Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj 21 :Tasarruf yang Tertahan, Memahami Hijr dalam Pandangan Fiqih Tasyrihah

Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj 21 :Tasarruf yang Tertahan, Memahami Hijr dalam Pandangan Fiqih Tasyrihah

Comments 2

  1. earnphp says:
    2 days ago

    Interesting take on responsible gaming! It’s cool to see platforms like earnphp app focusing on education alongside entertainment – a smart approach for PH players. Skill-building is key! 🤔

    Reply
  2. 56dplataforma says:
    2 days ago

    Been trying out 56dplataforma recently. It’s alright, could do with a bit of a polish but the basics are there. Give it a shot if you’re feeling adventurous. Worth a look: 56dplataforma

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id