Kitab Ri’ayah al-Himmah karya Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad merupakan salah satu karya monumental yang memuat pokok-pokok ajaran Islam secara komprehensif, mencakup bidang ushul, fikih, dan tasawuf. Sebagai seorang ulama pejuang dan mujaddid pada zamannya, Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad menulis kitab-kitabnya dalam bentuk nazham agar mudah dihafal dan difahami oleh para santri serta masyarakat awam.
Dalam rubrik nadham episode kedua ini, redaksi akan menyajikan penjelasan mengenai pembukaan isi kitab Ri’ayah al-Himmah yaitu sholawat. Tujuannya adalah untuk memberikan tambahan pemahaman bagi para pengajar yang akan mengajar maqsud, serta bagi siapa saja yang sedang mempelajari pemikiran-pemikiran Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad melalui karya-karyanya. Dengan penjelasan ini, diharapkan pembaca dapat menggali lebih dalam makna-makna yang terkandung dalam setiap baitnya, sekaligus meresapi nilai-nilai yang diwariskan oleh Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad. Semoga bermanfaat.

ARTI KATA
-
Shalawat dari Allah adalah “al-rahmah al-maqrunah bit-ta’dhim” artinya kasih sayang Allah disertai dengan memberikan kemuliaan.
-
Shalawat dari malaikat adalah “al-istighfar” atau memintakan pengampunan.
-
Shalawat dari makhluk adalah “ad-do’a” artinya mendoakan.²
-
Salam artinya selamat, atau sehat jasmani dan rohani (‘afiyah), atau terbebas dari beban (bara’ah), baik berupa keharusan memberi kebaikan atau kejahatan seperti dalam QS Al-Furqan, 25 : 63 Allah berfirman :
وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًۭا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَـٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَـٰمًۭا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Dan bisa juga salam merupakan ucapan penyapa seperti dilakukan oleh orang-orang Arab Jahiliyah dahulu. Pagi-pagi mereka mengucapkan salam atas sesamanya: salaamun alaikum, sebagai tanda damai dan tanda tidak ada permusuhan atau peperangan. Selanjutnya Nabi Muhammad Saw memerintahkan agar salam disebarluaskan, maka akhirnya salam berubah menjadi doa dan kaum muslimin dalam suatu perjumpaan dianjurkan untuk mengucapkan salam (lihat: Lisanul Arab).
-
Alun berasal dari kata ahlun, menurut bahasa artinya keluarga. Yang dimaksud di sini adalah keluarga Nabi. Selanjutnya para ulama berbeda pendapat, menurut Jumhur ulama bahwa yang dimaksud keluarga Nabi adalah ahlul bait, yaitu istri-istri Nabi dan anak cucunya. Menurut Imam Asy-Syafi’i keluarga Nabi adalah kerabat-kerabatnya dari bani Hasyim dan bani Muthollib. Menurut sebagian ulama maksudnya adalah para sahabat dan orang-orang yang beriman. Dan sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa keluarga Nabi adalah orang-orang yang bertaqwa.
-
Shahbihi atau suhbihi atau suhubihi adalah kata jamak dari sahib artinya teman.³ Tetapi yang dimaksud sahabat di sini adalah:
مَنْ لَقِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤْمِنًا بِهِ وَمَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ
Orang yang pernah bertemu dengan Nabi dan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan muslim⁴
SYARAHAN
Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad mencantumkan Shalawat dalam kitabnya untuk memohon berkah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw dan sekaligus melaksanakan perintah Allah yang tercantum dalam QS Al-Ahzab, 33:56 sebagai berikut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
¹ Abu Bakar Syatha, I’anah ath-Thalibin, 1/5.
² Abu Bakar Syatha, I’anah ath-Thalibin, 1/12
3 Menurut Imam Ahfas lafadz “sohbun” jama’ dari mufrod “shohibun”, sedangkan menurut Imam Sibawaih “sohbun” adalah isim jama’ yang tidak ada mufrodnya
4 Ibnu Hajar al-Asqolani, al-Ishobah fi Tamyiziz Shohabah, hal. 7 dan Fathul Bari juz 7 hal. 4
Penyusun: KH. Muhammad Toha, KH. Muhammad Abidun, Lc, KH. Sodikin, M.Pd.I, KH. Ahmad Rifa’i
Editor: Ahmad Zahid Ali
Sumber : Metode Pengajaran Kitab Tarajumah (Ri’ayah al-Himmah).
Penerbit : UMRI Kab. Pati