Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

Politik Rifa’iyah 1

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
May 6, 2025
in Kolom
0
Politik Rifa’iyah 1

Ilustrasi: Zahid

0
SHARES
74
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Apakah Rifa’iyah berpolitik? Pertanyaan awal ini bisa memancing banyak jawaban. Kita bisa juga balik menanyakan tentang pengertian politik yang dimaksud dari pertanyaan tadi. Politik dalam pengertian apa? Politik praktis kah, atau politik dalam makna awal yang sempat didefinisikan oleh Aristoteles sebagai: ”politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.” Secara umum pengertian politik merujuk kepada kata yang berasal dari bahasa Yunani polis yang artinya kota. Sejalan dengan konsep Nabi Muhammad Saw ketika mulai menata urusan publik, beliau mengganti nama Yasrib (rusak) menjadi Madinah al-Munawwarah (kota yang bercahaya).

Apa saja yang telah diusahakan KH Ahmad Rifa’i demi kebaikan bersama? Mari kita membuat daftar perjuangannya dalam mewujudkan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

Kemerdekaan

Yang pertama diusahakan oleh beliau, adalah bagaimana bangsa ini merdeka dari ketergantungan, kebodohan dan kesesatan. Sebagaimana dalam setiap salat, kita sebagai muslim diharuskan untuk membaca al-Fatihah. Dalam makna al-Fatihah itu betapa tersirat ayat tentang kemerdekaan.

Ketika kita membaca basmallah, maknanya merupakan pengakuan pembebasan diri dari ketergantungan kepada semua makhluk Allah. Karena dengan Rahman-Rahim-Nya cukuplah Allah sebagai pelindung, pemberi rezeki, dan penolong pelimpah kasih sayang kepada hambanya. Baik hamba itu beriman atau kafir. Dadiya wong kafir rizki pinaringan (Ahmad Rifa’i, Miqshadi:2)

Ketika hamba mengucapkan ihdinash shirathal mustaqiim merupakan harapan dan upaya kemerdekaan diri dari kebodohan, ke-soktahu-an, kezaliman, dan kesesatan diri.

Shiratal mutaqim oleh Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad diartikan sebagai dalan kang jujur atau dalam kitab Miqshadi diartikan dengan dalan kang leres, saya lebih sepakat dengan arti ini, daripada arti yang selama ini kita baca dalam mushaf al-Qur’an KEMENAG yang mengartikannya sebagai: jalan yang lurus.

Kalau kita ke Jakarta memakai jalan yang lurus, maka kepastiannya tidak akan sampai, karena pasti nabrak. Namanya jalan pasti ada belokannya, mustahil lurus terus. Tapi kalau memakai jalan yang jujur, atau jalan yang leres (benar) pasti akan sampai. Karena jujur itu apa adanya, saat harus lurus ya lurus, ketika harus belok ya belok, yang penting masih di lajur arah menuju tujuan. Itulah kejelian presisi pemaknaan al-Qur’an KH Ahmad Rifa’i yang perlu kita sadari, apresiasi, teliti dan tulis.

Orang yang dalam hatinya merasa tahu segalanya tak mungkin minta petunjuk jalan yang benar, bahkan sampai diulang-ulang di setiap melakukan salat. Hal itu pertanda bahwa manusia di dunia ini setiap saatnya masuk dalam kesesatan, atau bodoh terus-menerus, maka urgent untuk minta petunjuk jalan yang benar terus menerus.

Biasanya orang mengonotasikan bahwa kemerdekaan merupakan perjuangan bangsa dari penjajahan fisik. Melihat konsep KH Ahmad Rifa’i tentang kemerdekaan lebih dari sekedar hubungan penindasan orang kulit putih kepada orang kulit sawo matang.

Penjajahan itu bahkan muncul dari dalam diri manusia sendiri. Ketika manusia seringkali ditundukkan oleh hawa nafsunya. Juga kadang bergantung kepada selain Allah. Hal tersebut merupakan pertanda bahwa seorang hamba sedang dijajah.

Upaya bersama yang diusung KH Ahmad Rifa’i dalam kitab-kitabnya agar manusia merdeka dari hawa nafsunya. Walaupun upaya ini merupakan mujahadah terus-menerus sampai nanti sampai mati.

Misalnya bisa kita lihat dalam gambaran QS. As-Shad: 26 dan bait berikut ini dalam kitab Riayah al-Himmah: 414.

وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ

Lan aja anut sira ing hawa milahur. Lamon anut maka dadi nasaraken kebanjur
Hawa iku ing sira maring kufur. Adoh saking dedalan ridlane Allah jujur
Satuhune sakeh wong pada anut. Sasar wong iku kabeh gede kadosan
Adoh saking dedalane Allah kang kabenaran. Iku duweni wong iku kabeh keblahinan
Siksa kang banget dalem neraka dijegur. Kekel urip ning neraka sabab kufur
Kang pada lali wong iku kabeh kebanjur. Ora iling ing dina kiamat tinutur.

”Jangan terlalu mengikuti hawa nafsu, karena kalau mengikutinya akan terus menyesatkan
Hawa nafsu (akan menyesatkan) kepadamu kepada kekufuran. Menjauhkan dari jalan Allah yang benar
Sesungguhnya banyak orang yang mengikuti (hawa nafsu). Tersesat orang (yang mengikuti hawa nafsu) semua mendapatkan dosa besar
Jauh dari jalannya Allah yang benar. Orang itu akan berpotensi terkena bencana
Siksa yang sangat di dalam neraka. Kekal di neraka sebab kufur
Orang-orang itu terlanjur lupa. Tidak mengingat hari kiamat yang telah dituturkan”

bersambung di Politik Rifa’iyah 2

Ahmad Saifullah, jurnalis freelance


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Ahmad Zahid Ali

Tags: KemerdekaanPolitik Rifa'iyahRifa'iyah BerpolitikRifaiyahTarajumah
Previous Post

Bahtsul Masa’il Rifa’iyah: Qodho’ Mubadaroh

Next Post

Mbah Kaprawi, Obor dari Kalipucang yang Menyalakan Cahaya Rifa’iyah di Sapugarut

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Mbah Kaprawi, Obor dari Kalipucang yang Menyalakan Cahaya Rifa’iyah di Sapugarut

Mbah Kaprawi, Obor dari Kalipucang yang Menyalakan Cahaya Rifa’iyah di Sapugarut

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadhan Warga Rifaiyah Jakarta di Masjid Baiturrahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id