Demak — Terletak di Jalan Demak–Purwodadi Kilometer 9, Desa Bunderan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, merupakan kawasan strategis yang kini mulai banyak dilirik sebagai lokasi potensial untuk pengembangan usaha maupun kegiatan sosial-keagamaan.
Secara historis, Bunderan memiliki nilai penting dalam lintasan sejarah Jawa. Desa ini mulai dikenal sejak masa Kesultanan Demak pada abad ke-15 sebagai wilayah subur yang menopang kebutuhan pangan dan perikanan kerajaan Islam pertama di Nusantara tersebut. Lokasinya yang tidak jauh dari pusat kekuasaan kala itu menjadikannya sebagai salah satu sentra penopang logistik kesultanan.
Secara geografis, Desa Bunderan berbatasan langsung dengan:
-
Sebelah utara: Desa Getas, Kecamatan Dempet
-
Sebelah selatan: Desa Botosiman, Kecamatan Dempet
-
Sebelah barat: Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam
-
Sebelah timur: Desa Kuwu, Kecamatan Dempet
Struktur Kepengurusan Rifa’iyah Ranting Bunderan Ditetapkan
Dalam musyawarah yang digelar pada malam Jumat Kliwon, 17 April 2025 atau bertepatan dengan 18 Syawal 1446 H, telah ditetapkan susunan kepengurusan Pimpinan Rifa’iyah Ranting Bunderan masa khidmat 2025–2030. Penetapan ini menjadi langkah penting dalam konsolidasi organisasi keagamaan di tingkat ranting untuk menjaga keberlangsungan dakwah dan pembinaan umat.
Susunan Kepengurusan sebagai berikut:
Dewan Syuro
-
Ketua: K. Kashuri
-
Anggota: KH. Suprayitno, Ust. Afifuddin
Pimpinan Harian
-
Ketua: Ahmad Nur Hadi
-
Wakil Ketua: Thohir
-
Sekretaris: Khoirul Saifuddin
-
Bendahara: Saiful Hadi
Bidang-Bidang
-
Pendidikan dan Dakwah: Ust. Zainal Abidin
-
Ekonomi dan Kesejahteraan Umat: M. Nasruddin
-
Hubungan Masyarakat (Humas): Ahmad Subaidi
-
Seni dan Budaya: M. Sutikno
-
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: M. Ali Masruri
-
Hukum, Hubungan Antar Lembaga, dan Kemitraan: Sugiarto
Dokumentasi kegiatan musyawarah ini turut ditampilkan dalam galeri foto yang merekam suasana kebersamaan dan semangat gotong royong warga dalam membangun organisasi.
KH. Suratman dan Sejarah Rifa’iyah di Desa Bunderan
Cikal bakal kehadiran Rifa’iyah di Desa Bunderan tidak lepas dari peran penting KH. Suratman bin Kamsidi. Beliau dikenal sebagai sosok ulama yang memiliki sanad keilmuan langsung kepada Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad.
KH. Suratman menempuh pendidikan di sejumlah pondok pesantren ternama di Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke kampung halaman dengan tekad mengabdikan diri untuk membina masyarakat melalui pendidikan agama.
Didampingi oleh para sahabatnya, ia mulai menyebarkan ajaran Islam dengan menggunakan metode pengajaran yang berbasis pada kitab-kitab Tarajumah karya Kiai Haji Ahmad Rifa’i Ibn Muhammad. Kitab-kitab tersebut dinilai relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat awam, sehingga mampu menjadi sarana efektif dalam dakwah di tingkat desa.
Hingga kini, ajaran tersebut tetap hidup dan menjadi ruh dari kegiatan keagamaan warga Rifa’iyah di Bunderan. Perjalanan panjang ini menjadi bukti bahwa kekuatan dakwah yang berpijak pada kesabaran dan keikhlasan dapat tumbuh subur di tengah masyarakat.
Penulis: Ali Masruri
Editor: Ahmad Zahid Ali