Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

Rifa‘iyah: Menjaga Ruh Organik dalam Jasad Organisasi

Refleksi dari Majlis Sinau Bareng Tanbihunan, Pendopo Batang, 9 Agustus 2025

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
August 12, 2025
in Kolom
0
Rifa‘iyah menjaga ruh organik
0
SHARES
74
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap gerakan besar dalam sejarah selalu dihadapkan pada persimpangan krusial: haruskah ia tetap mengalir lincah laksana air, atau membangun bendungan yang kokoh? Pilihan antara menjadi organisme yang hidup atau organisasi yang terstruktur adalah takdir yang tak terhindarkan. Bagi Rifa‘iyah—komunitas yang lahir dari pena dan perlawanan KH. Ahmad Rifa‘i—perjalanan menjawab pertanyaan ini adalah sebuah epik tentang daya tahan, adaptasi, dan penjagaan spirit.

Kisah ini bukanlah tentang memilih mana yang benar atau salah, melainkan tentang kebijaksanaan memadukan keduanya, agar gerakan tidak kehilangan ruhnya saat raganya semakin mapan.

Api yang Menyala Tanpa Bentuk: Kekuatan Gerakan Organik

Pada masa awal, di tengah cengkeraman kolonial, Rifa‘iyah adalah “hantu” bagi penjajah: ada di mana-mana namun sulit ditemukan. Gerakannya tidak terikat pada kantor, AD/ART, atau kartu anggota. Ia hidup sebagai organisme spiritual dengan kekuatan yang bertumpu pada tiga pilar utama:

  • Kitab tarajumah sebagai DNA ajaran.
  • Pengajian keliling sebagai sistem peredaran darah.
  • Jaringan santri yang loyal sebagai sel-sel hidupnya.

KH. Ahmad Rifa‘i tidak membangun markas besar, melainkan komunitas yang terikat oleh nilai. Perlawanannya tidak melalui senjata, melainkan lewat pena dan syi‘ir yang membakar semangat anti-penjajahan.

Model organik ini terbukti ampuh: luwes, sulit dipetakan, dan mustahil dibubarkan. Spiritnya menyebar dari hati ke hati, diperkuat oleh ikatan kekerabatan dan jaringan guru-murid yang solid. Inilah wujud “kekuatan dalam senyap”, gerakan yang energinya berasal dari kesadaran setiap individu, bukan instruksi dari atas ke bawah.

Sering muncul pertanyaan: bukankah perangkat dan struktur organisasi Rifa‘iyah sudah meluas, namun untuk menentukan kapan Lebaran saja jamaah tidak satu komando? Jawabannya adalah, selama 212 tahun, jamaah Rifa‘iyah hidup dalam organisme, bukan organisasi.

Saat Arus Zaman Menuntut Wadah: Lahirnya Organisasi

Zaman berganti. Setelah kemerdekaan, tantangan Rifa‘iyah berubah bentuk: bukan lagi meriam dan tentara kolonial, melainkan polemik hukum, tuduhan ajaran sesat, serta kebutuhan mengelola aset umat yang semakin berkembang.

Madrasah, pesantren, dan tanah wakaf memerlukan payung hukum agar terlindungi dan dikelola secara profesional. Kesadaran ini melahirkan wadah legal: Yayasan Pendidikan Islam Rifa‘iyah (YPIR) pada tahun 1965, yang berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) pada tahun 1991.

Langkah ini adalah keniscayaan. Organisasi memberikan perlindungan hukum, mempermudah koordinasi, dan membuka peluang kontribusi lebih luas di tingkat nasional.

Masa Depan Rifa‘iyah: Menghidupkan Ruh dalam Jasad yang Sehat

Tantangan terbesar Rifa‘iyah saat ini bukan memilih antara organisme atau organisasi, tetapi menjadi keduanya sekaligus. Jasad tanpa ruh akan mati, sedangkan ruh tanpa jasad akan gentayangan.

Bahaya terbesar gerakan yang sudah mapan adalah ketika jasad (organisasi) mendominasi ruh (spirit): saat formalitas mengalahkan substansi, rapat lebih penting daripada pengajian, dan politik identitas mengikis kebersamaan. Fenomena ini telah diantisipasi oleh leluhur dengan pepeling rogo nguntal ruh.

Solusi bijaknya adalah menerapkan model identitas ganda:

  • Ke luar: menjadi organisasi dengan badan hukum kuat untuk berinteraksi dengan negara, mengelola pendidikan formal, dan melindungi aset.
  • Ke dalam: menjaga interaksi internal jamaah tetap alami—berpusat pada pengajian kitab tarajumah, hubungan akrab kiai-santri, dan silaturahim yang harmonis.

Intinya, organisasi hanyalah alat, bukan tujuan. Kekuatan sejati Rifa‘iyah tidak terletak pada megahnya kantor atau kompleksnya struktur, melainkan pada seberapa dalam ajaran tarajumah hidup di hati pengikutnya.

Dengan keseimbangan ini, Rifa‘iyah tidak akan terjebak menjadi raksasa birokrasi yang kaku, melainkan pohon besar yang kokoh—akarnya (organisasi) menancap kuat, sementara batang, dahan, dan daunnya (organisme) tumbuh bebas menjulang, menebarkan keteduhan. Itulah cara terbaik untuk memastikan api organik yang dinyalakan di Kalisalak seabad silam akan terus menyala abadi.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit” (Q.S. Ibrahim: 24)

Baca Juga: Rifa’iyah Melawan Cerai: Menjaga Bahtera di Tengah Badai


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: Organisasi RifaiyahRifaiyahsantri rifa'iyahYayasan Pendidikan Islam Rifa‘iyah
Previous Post

Meneladani Spirit Perjuangan KH. Ahmad Rifa’i, Omah Tanbihun Gelar Sinau Bareng di Pendopo Kabupaten Batang

Next Post

Bumi Bulat vs Bumi Datar: Pandangan Islam dan Sains

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Bumi Bulat vs Bumi Datar

Bumi Bulat vs Bumi Datar: Pandangan Islam dan Sains

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Rifa’iyah dan Organisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Nasional
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id