Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

‘Si Jahil’: Refleksi Hari Pendidikan Nasional

Muhammad Nawa Syarif by Muhammad Nawa Syarif
May 2, 2025
in Kolom
0
‘Si Jahil’: Refleksi Hari Pendidikan Nasional
0
SHARES
67
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Ada ungkapan menarik entah dari mana asalnya ‘guru yang baik itu membuat siswa bodoh menjadi cerdas, dan membuat siswa cerdas menjadi lebih cerdas.’ Tentu ungkapan demikian membuat saya terkesima. Di mata para pendidik, mereka memiliki berbagai kriteria atas dasar apa peserta didik itu dikatakan bodoh.

Sebagai guru matematika, tentu siswa yang diampunya ingin mereka pintar akan matematika, jika nilai siswa tidak mencapai KKM, sudah barang tentu sebagai pendidik akan memiliki kesimpulan bahwa anak tersebut tidak pandai matematika. Begitu pula guru IPA, IPS, sejarah, dll.

Gardner, dengan teori multiple intelligences menyatakan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan majemuk dalam jumlah bervariasi. Tidak semua manusia pandai matematika, IPA, IPS, sejarah dll, seperti halnya ikan yang tidak akan bisa memanjat pohon. Bahkan sepintar apapun seseorang dalam memahami salah satu pelajaran tertentu, ingat bahwa di atas orang pintar terdapat orang yang lebih pintar.

و فوق كل ذي علم عليم

Ada pandangan menarik dari KH. Ahmad Rifa’i, seorang ulama yang juga banyak menulis perihal teori kependidikan. Misalnya dalam kitab Inayah, ia memberikan pandangan terhadap kita, tentang siapa yang dikatakan sebagai orang bodoh atau jahil.

Mari simak syair di bawah ini.

Ikilah kalam ulama tinemu ono dalil

من عصی الله فهو جاهل

Seng sopo wonge agawe duroko ing Allah

Mongko yoiku aran wong kang bodo genah

(Barang siapa yang bermaksiat kepada Allah, maka dialah orang yang bodoh).

Mlebune ning neroko kawilang diarah

Teqsir bodo alim fasiq fitnah

(Dengan bermaksiat itulah bisa menghantarkan ke dalam api neraka, karena teqsir atau enggan membenahi diri, berperilaku fasik atau suka melanggar syariat & fitnah).

Ati peteng maring Allah kurang ma’rifat

Sabab ikulah lakune gede maksiyat

(Hatinya buta minim akan makrifat kepada Allah, karena perilakunya selalu melakukan dosa besar).

Dadiyo dhohire alim mungguh adat

Tetapi meksih bodho mungguh syariat

(Walaupun secara tampak merupakan orang yang alim menurut adat, akan tetapi dianggap bodoh menurut syariat).

Bagaimana solusinya? Simak bait selanjutnya.

Nyoto wajib ngupoyo ing alim adil

Ilmune bener kang sah diambil

(Carilah dan belajarlah kepada orang yang memiliki sifat alim/pintar sekaligus adil/tidak melakukan dosa besar dan tidak terus menerus melakukan dosa kecil).

Penulis menganalisa KH. Ahmad Rifa’i memberikan gambaran kepada kita semua bahwa orang bodoh bukanlah orang yang nilainya rendah ataupun memiliki peringkat dan atau IPK paling bawah. Namun orang yang melanggar aturan Allah ialah orang yang bodoh atau jahil.

Kembali pada ungkapan di awal bahwa ‘guru yang baik itu membuat siswa bodoh menjadi cerdas, dan membuat siswa cerdas menjadi lebih cerdas.’ Sebagai guru matematika, ajarkan anak didik mengenal Allah dan mentaati peraturanNya lewat teori-teori matematika, begitupula IPA, IPS, Sejarah dan lain sebagainya.

Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan.

Kepada kita melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangannya serta memberikan petunjuk agar senantiasa belajar kepada orang yang alim adil.

Wallahu a’lam.


Muhammad Nawa Syarif, Khadim di Ponpes Faidlul Qodir, Kepala MTs Rifa’iyah Wonokerto, Sekjend PP. AMRI, Pegiat literasi KH. Ahmad Rifa’i


Penulis: Muhammad Nawa Syarif
Editor: Ahmad Zahid Ali

Tags: pendidikanRifaiyahTarajumah
Previous Post

Penjelasan Kitab Tasyrihatal Muhtaj: Makna Jual Beli, Jangan Hanya Lihat dari Bahasa

Next Post

Dunia Makna Batik Rifa’iyah

Muhammad Nawa Syarif

Muhammad Nawa Syarif

Khadim di Ponpes Faidlul Qodir, Kepala MTs Rifa'iyah Wonokerto, Sekjend PP. AMRI, Pegiat literasi KH. Ahmad Rifa'i.

Next Post
Dunia Makna Batik Rifa’iyah

Dunia Makna Batik Rifa'iyah

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadhan Warga Rifaiyah Jakarta di Masjid Baiturrahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id