Kota Pekalongan — Dalam suasana penuh kebersamaan, Pemuda Rifaiyah Ranting Sokorejo mengadakan kegiatan Pawai Obor pada malam 1 Muharram 1447 H. Sebagai pembuka tahun baru Islam, kegiatan ini dipusatkan di lingkungan Mushola Uswatun Hasanah dan diikuti oleh puluhan anak-anak, remaja, serta masyarakat sekitar dengan penuh antusiasme. Tidak hanya membawa obor yang menyala terang, para peserta juga melantunkan sholawat khas Rifaiyah sepanjang rute pawai, menandai semangat hijrah serta syiar Islam yang damai dan menyentuh hati.
Lebih dari sekadar tradisi, pawai obor ini bukan hanya agenda rutin tahunan, melainkan juga bentuk ekspresi cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan upaya nyata dalam menjaga tradisi dakwah Islam Nusantara. Di tengah derasnya arus budaya luar dan tantangan moral generasi muda, Pemuda Rifaiyah Ranting Sokorejo hadir dengan metode dakwah khas: lembut, penuh cinta, dan menyatukan umat melalui sholawatan.
Dakwah Ala Rifaiyah: Sholawat sebagai Media Hati ke Hati
Perlu kita pahami bahwa pendekatan dakwah Rifa’iyah sangat menekankan nilai kelembutan, cinta tanah air, serta penguatan akar budaya lokal melalui syiar Islam. Dalam konteks ini, Pemuda Rifaiyah Ranting Sokorejo tidak hanya berperan sebagai penjaga ajaran, tetapi juga perawat tradisi. Sholawat yang mereka lantunkan dalam pawai bukan sekadar pelengkap suasana, melainkan menjadi media untuk menyampaikan pesan spiritual yang menyentuh jiwa.
Sepanjang kegiatan, lantunan sholawat seperti Sholawat Badar hingga Ya Rasulallah Salamun ’Alaik menggema dengan penuh semangat. Dengan demikian, suara anak-anak dan pemuda yang bersatu dalam irama sholawat menjadi bukti bahwa nilai-nilai Islam dapat ditanamkan dengan cara yang menyenangkan, membangun kecintaan sejak dini. Inilah wajah dakwah Rifaiyah—hangat, membumi, dan mengakar kuat dalam masyarakat.
Pemuda Rifaiyah Ranting Sokorejo: Menjaga Warisan, Menyongsong Peradaban
Sementara itu, kegiatan ini juga menjadi bukti nyata eksistensi dan peran aktif Pemuda Rifaiyah Ranting Sokorejo dalam membangun masyarakat melalui jalur spiritual dan sosial. Mushola Uswatun Hasanah sebagai pusat kegiatan menjadi tempat berkumpulnya generasi muda untuk menumbuhkan semangat memperbaiki diri serta mempererat ukhuwah Islamiyah di lingkungan sekitar.

Menurut salah satu tokoh pemuda Rifaiyah, kegiatan pawai obor ini bukan hanya ajang seremonial tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian warisan dakwah KH Ahmad Rifa’i. “Kami ingin anak-anak dan remaja kami tumbuh dengan nilai-nilai luhur, mencintai Rasulullah SAW, serta bangga dengan jati diri Rifaiyah sebagai bagian dari Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah yang berakar kuat di bumi Nusantara,” ujarnya.
Tradisi dan Syiar: Cahaya yang Terus Menyala
Pawai obor dan sholawatan ini ditutup dengan doa bersama. Pemuda Rifaiyah Ranting Sokorejo mengajak seluruh peserta untuk menjadikan momentum Tahun Baru Islam sebagai titik awal perubahan menuju pribadi yang lebih baik, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi lingkungan.
Kegiatan seperti ini menjadi penting untuk terus dirawat dan dikembangkan. Di tengah arus digital dan tantangan era modern, syiar Islam yang dikemas dengan semangat tradisi seperti ini terbukti lebih menyentuh, lebih akrab, dan lebih efektif dalam menyapa hati masyarakat.
Pemuda Rifa’iyah Ranting Sokorejo membuktikan bahwa syiar dakwah tidak selalu harus dilakukan di mimbar besar. Lewat obor yang menyala dan sholawat yang bergema di kampung, mereka menunjukkan bahwa cahaya Islam bisa menyentuh siapa saja, dari anak kecil hingga orang tua, dari jalan kampung hingga hati manusia.
Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi ranting Rifaiyah lainnya, serta memperkuat semangat kebersamaan dan syiar Islam yang teduh dan menyejukkan.
Penulis : Reza Jafar Shodiq
Editor : Sofarul Wildan Akhmad