Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
No Result
View All Result
Rifa'iyah
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen
Home Kolom

Menyalakan Lentera Rifa’iyah: Warisan Hikmah dari Bahasa Jawa untuk Dunia

Tetes Ilmu bersama Dr. KH. Mukhlisin Muzarie, M.Ag (Ketua Umum PP Rifa'iyah)

Ahmad Saifullah by Ahmad Saifullah
May 22, 2025
in Kolom, Video
0
0
SHARES
59
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pekalongan siang itu bukan hanya panas oleh cuaca, tetapi juga oleh kobaran semangat yang terasa menghangatkan hati. Dalam forum Silaturahim Nasional Umahat Rifa’iyah, tampak hadir generasi penerus dari perjuangan panjang KH. Ahmad Rifa’i. Mereka datang bukan sekadar hadir, tetapi membawa jiwa yang menyala: ingin belajar, melanjutkan, dan meneruskan api dakwah yang sudah dinyalakan sejak abad ke-18.

Adalah Dr. KH. Mukhlisin Muzarie, M.Ag yang menyampaikan pesan penting di atas mimbar: “Umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, wajib berjuang menegakkan Islam.” Ia menekankan bahwa dakwah bukan hanya urusan kiai atau ustaz, tetapi tugas seluruh umat. Perempuan pun tak ketinggalan, karena mereka memiliki peran khas yang tak tergantikan.

Namun, ada satu hal yang membedakan gerakan Rifa’iyah dari banyak arus Islam lainnya: keberanian KH. Ahmad Rifa’i untuk menuliskan ajaran-ajaran Islam dalam bahasa Jawa. Di tengah arus Arabisasi ajaran, beliau justru memilih untuk membumikan Islam ke dalam bahasa dan budaya masyarakat. Itulah kenapa muncul istilah kitab tarajumah—bukan semata-mata karena menerjemahkan dari kitab Arab, tetapi karena menyusun sendiri dari kedalaman ilmu dan keluasan jiwa dengan berbahasa Arab Pegon.

Kitab-kitab itu tidak main-main. Mulai dari fikih ibadah, muamalah, munakahat, sampai tasawuf dan amar ma’ruf nahi munkar—semua ditulis dengan gaya bahasa rakyat, agar bisa dipahami, diamalkan, dan diwariskan.

“Ini bukan sekadar warisan kitab. Ini adalah warisan cara berpikir, cara menyampaikan, dan cara memperjuangkan nilai,” ujar KH. Mukhlisin dengan suara lantang namun penuh kelembutan.

Lebih menyentuh lagi, ketika beliau mengingatkan bahwa para murid KH. Ahmad Rifa’i tersebar hingga luar Jawa: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bahkan hingga ke pulau-pulau kecil di Nusantara. Artinya, semangat membumikan Islam dengan pendekatan lokal bukanlah bentuk keterbelakangan, melainkan kekuatan strategi dakwah yang luar biasa.

KH. Mukhlisin juga menyoroti peran para perempuan dalam perjuangan ini. Ia menegaskan bahwa perempuan bukan pelengkap penderita, melainkan bagian penting dari tubuh perjuangan itu sendiri. Tak sedikit majelis-majelis taklim, kegiatan sosial, bahkan organisasi pemudi yang digerakkan oleh kaum ibu Rifa’iyah.

“Mereka adalah lentera-lentera kecil yang terus menerangi desa-desa. Mereka bukan selebritas di layar kaca, tapi pahlawan di balik cahaya ilmu yang menyebar ke pelosok negeri,” ucapnya haru.

Kini, di era media sosial dan gempuran informasi cepat, semangat Rifa’iyah justru makin dibutuhkan. Dunia butuh pendekatan yang membumi. Umat butuh dakwah yang tak menggurui. Kita semua butuh warisan hikmah yang mengerti hati dan bahasa kita.

Sebab, seperti pesan penutup dari KH. Mkuhlisin: “Kita semua adalah murid-murid dari KH. Ahmad Rifa’i. Dan murid sejati adalah yang melanjutkan perjuangan gurunya, dengan melestarikan ajarannya dengan metodenya masing-masing.”

Referensi: https://youtu.be/U1mniPNZffI?si=uK_lWA8Z_D2Y5GY9


Penulis: Ahmad Saifullah
Editor: Yusril Mahendra

Tags: ajaran KH. Ahmad RifaiKitab TarajumahRifaiyah
Previous Post

Bahtsul Masail Rifa’iyah: Tengkulak vs Penjual

Next Post

Khutbah Jumat: Nguri-uri Rasa Syukur

Ahmad Saifullah

Ahmad Saifullah

Jurnalis Freelance

Next Post
Khutbah Jumat: Nguri-uri Rasa Syukur

Khutbah Jumat: Nguri-uri Rasa Syukur

  • Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    Gus Sakho, Gemilang Prestasi di Al-Azhar, Suluh Inspirasi Generasi Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rukun Islam Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rifa’iyah Seragamkan Jadwal Ziarah Makam Masyayikh di Jalur Pantura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kembali ke Rumah: Ayo Mondok di Pesantren Rifa’iyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadhan Warga Rifaiyah Jakarta di Masjid Baiturrahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Rifa'iyah

Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan

Kategori

  • Bahtsul Masail
  • Berita
  • Cerpen
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Kolom
  • Nadhom
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Video

Sejarah

  • Rifa’iyah
  • AMRI
  • UMRI
  • LFR
  • Baranusa

Informasi

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Visi Misi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Rifaiyah.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom
  • Nadhom
  • Tokoh
  • Bahtsul Masail
  • Khutbah
  • Sejarah
  • Video
  • Cerpen

© 2025 Rifaiyah.or.id